Mohon tunggu...
ipartea
ipartea Mohon Tunggu... -

Seorang penulis yang suka memperhatikan kehidupan lalu dengan inspirasi yang ada, dia berusaha menuliskannya untuk sekedar menjadi pengingat bagi dirinya ataupun informasi bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kenikmatan Berinteraksi dengan Al Quran

23 Maret 2016   00:30 Diperbarui: 23 Maret 2016   01:39 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pernahkah kita berpikir bahwa kenikmatan berinteraksi dengan Quran adalah salah satu kenikmatan yang luar biasa yang tidak dimiliki setiap orang? Bahkan mungkin orang yang diberikan kenikmatan tersebut pun mungkin tak selalu continuously memiliki perasaan yang konsisten terhadap gaya interaksinya dengan Quran…karena nampaknya kenikmatan ini berbanding lurus dengan kenikmatan iman yang sudah kodratnya juga bisa naik dan bisa turun

Tulisan ini muncul dari lintasan pikiran ketika merasakan ada dinamika kondisi yang berbeda-beda ketika si saya tilawah Quran.Si saya pernah mengalami kondisi di mana baca quran adalah sebuah kewajiban yang tidak bisa diganggu gugat (statusnya murni to sebagai kewajiban), pernah mengalami kondisi di mana untuk tilawah 1 juz saja sulit, juga pernah mengalami kondisi di mana berinteraksi dengan Quran membuat jiwa begitu nyaman.

Yang dinamakan kenikmatan berinteraksi dengan quran secara literally adalah kita merasakan rasa senang, nyaman, excited, khusyuk, enjoy dengan bentuk aktifitas Qurani yang kita jalani (iya ga sih???). Kalaupun Cuma baru bisa baca alias tilawah aja ya mudah2an kita selalu diberikan kenikmatan atas tilawah yang kita lakukan…semoga selalu ada ruh dalam tilawah tersebut yang membuat ruh kita tersentuh, atau ada pemahaman baru yang mungkin bahkan tanpa jiwa kita sadari bisa merasuk ke dalam diri yang membuat diri ini semakin baik… semoga ada kenikmatan yang membuat kita merasakan bagaimana perjuangan Rasulullah dan para sahabat memperjuangkan Al Quran pada zamannya, atau bagaimana Quran bisa terpenetrasi sedemikian rupa sehingga muncullah ummat terbaik sepanjang zaman. 

Dan yang paling penting nampaknya adalah bagaimana kita menjadikan aktifitas tilawah sebagai salah satu bentuk memahami apa yang Allah perintahkan, apa yang Allah larang,  dan apa2 yang membuat Allah semakin mencintai kita. Semoga tilawah itu menjadi satu bentuk dialog yang mengejawantahkan ikhtiyar kita untuk tahu lebih jauh apa yang Allah inginkan atas diri kita…tentang apa langkah yang harus  kita ambil dalam hidup kita dan tentang apa-apa yang sebaiknya kita pahami dari kisah-kisah suci para nabi atau kisah-kisah teladan yang Allah ceritakan sebagai bentuk kabar gembira dan peringatan…

Mungkin kita memang belum bisa berbahasa arab dengan baik yang membuat kita harus membaca terjemahan tafsir Al Quran. Tapi dengan membaca terjemahan tafsir saja, kalo iman lagi oke, efeknya bisa bikin nyes banget. Apalagi kalo kita mau “agak” serius belajar Bahasa Arab, mungkin efeknya bakal lebih mantep lagi…

Ada yang menarik dari video2 ilustrasi freeQuraneducation di bawah bimbingan Ustadz Nouman Ali Khan yang bisa

antum dan antunna tonton sendiri dari Yutub. Yang menariknya adalah akan berbeda pemahaman kita yang berlandaskan pemahaman dari terjemahan tafsir dengan pemahaman berbahasa Arab seperti yang misalnya dimiliki Ustad NAK. Misalnya… si saya suka banget bagaimana Ustad NAK menjelaskan terjemahan tafsir QS At Takatsur dan mengaitkannya dengan “distraction”, atau tafsir QS An Naas dengan karakter Firaun yang secara literally menyatakan dirinya sebagai Rabb, Illah, dan Mulk (yang dinyatakan dalam ayat lain/bukan dalam QS An Naas), atau QS Ad Dhuha dengan sejarah Rasulullah ketika Allah sempat menghentikan “revelation” untuk sementara waktu.

Kemampuan menghubungkan yang buat saya luar biasa karena artinya tidak Cuma ayat atau surat tersebut yang beliau pahami maksudnya, tapi juga keterkaitannya dengan ayat-ayat yang lain yang amazingly relevant satu sama lain saling menjelaskan…Maha Besar Allah dengan segala firmanNya..

Kan keliatan ya bedanya paham ala si saya sama paham ala Ustad (gabisa dibandingin juga sih saking jauhnya). Tapi intinya, kalo mau lebih berusaha bisa saja kita akan mendapatkan pemahaman lebih, yang berujung pada pertambahan kecintaan terhadap Allah yang teraktualisasikan dengan petambahan keinginan untuk semakin meningkatkan kadar “kenikmatan” terhadap kegiatan berinteraksi dengan Quran.

And well,, jujur, si saya baru sampe level tilawah dan iseng2 ngajar tahsin aja… masih susah banget buat ngelanjutin hafalan. Makanya suka malu banget sebenarnya kalo lagi nonton “petualangan bersama Quran” nya  Ustad Fahad Alkanderi yang menjajaki berbagai belahan dunia menunjukan orang-orang luar biasa yang level kenikmatan berinteraksi dengan Al Qurannya udah nyampe level menghafal.. tentu akan beda lagi efeknya (percaya bakal lebih mantep daripada baca aja) karena kegiatan ngafal Quran ini lebih susah (kalo buat saya). Kalo kesusahan ini bs dilewati, tentu akan memberikan kenikmatan pada level yang sama sekali berbeda.. misalnya bisa setiap saat me-recall ayat yang lagi relevan sama kondisi, atau kalo lagi dengerin orang ngaji (dari tv, radio, atau apapun), trus tiba2 bisa ikutan ngelanjutin ayat.. Well.. sayangnya energy aktivasi saya buat bisa kayak gini masih harus terus digenjot.

Well.. again, tulisan ini dibuat semata2 gamau sama sekali lintasan pikiran ini ilang ditelan waktu ato ditelan jurnal-jurnal tentang substrate characterization of biomass pretreatment yang lagi strugglingly saya kerjakan ampe guling-guling wkkwkw…. Ya kali aja bisa jadi ladang amal si saya juga kalo sewaktu2 ada yang baca dan terinspirasi karenanya… atau ada yang baca terus ngoreksi kalo saya salah atau ada yang baca terus jadinya saling motivasi… kan lumayan kan …. (iya ga?)

Wallahu a’lam… mohon koreksi bagi yang paham kalo dalam tulisan ini banyak banget kesotoyannya,, ^___^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun