Mohon tunggu...
ipa nursaniaa18
ipa nursaniaa18 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filsafat Berfikir

29 November 2022   00:40 Diperbarui: 29 November 2022   01:01 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Judul : Filsafat Berpikir
                        Pengarang :                  
                        Tahun Terbit : 2018                                        
                        Penerbit : Duta Media
                        Jumlah Halaman : 152 hlm
                        ISBN : 9786026546555
                        Tujuan Resentator :  
Logika sebagai suatu studi tentang metode-metode dan prisip-prinsip yang digunakan dalam membedakan penalaran yang tepat dari penalaran yang tidak tepat. Dengan menekankan pengetahuan tentang metode-metode dan prinsip-prinsip. Pernyataan ini tidak bermaksud mengatakan bahwa seseorang dengan sendirinya mampu bernalar atau berfikir secra tepat jika ia mempelajari logika. Namun, dilain pihak, harus diakui bahwa orang yang telah mempelajari logika, sudah memiliki pengetahuan mengenai metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk berpikir secara tepat ketimbang orang yang sama sekali tidak pernah berkenalan dengan prinsip-prinsip dasar yang melandasi setiap kegiatan penalaran. logika juga sering disebut sebagai "jembatan penghubung" antar filsafat dan ilmu yang artinya teori tentang penyimpulan yang sah. Suatu pernyataan yang sering didengar dalam bahasa sehari-hari, seperti alasannya tidak logis, argumentasinya logis. Semua ungkapan tersebut dimaksudkan ingin menunjuk pada suatu pengertian yang sama, bahwa logis adalah masuk akal dan tidak logis adalah sebaliknya, yaitu tidak masuk akal. Dengan ini hendak dikatakan bahwa suatu studi yang tepat tentang logika tidak hanya memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan mengenai metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir tepat, melainkan juga membuat orang yang bersangkutan mampu berpikir sendiri secara tepat kemudian mampu membedakan penalaran yang tepat dari penalaran yang tidak tepat. Ini semua menunjukkan bahwa logika tidak hanya merupakan suatu ilmu (science), tetapi juga seni (art). Dengan kata lain, logika tidak hanya menyangkut soal pengetahuan, melainkan juga soal kemampuan atau keterampilan berupa kalimat deklaratif. Logika Predikat menelaah variabel dalam suatu kalimat, kuantifikasi dan validitas sebuah argumen. Logika Hubungan mempelajari hubungan antara pernyataan, relasi simetri, refleksif, antisimtris, dll. Logika himpunan membicarakan tentang unsur-unsur himpunan dan hukum-hukum yang berlaku di dalam.
 
Sedangkan filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalamlogika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisika(hakikat keaslian). Oleh karena itu, dengan berfilsafat, seseorang akanlebih menjadi manusia, karena terus melakukan perenungan akanmenganalisa hakikat jasmani dan hakikat rohani manusia dalamkehidupan di dunia agar bertindak bijaksana. Dengan berfilsafatseseorang dapat memaknai makna hakikat hidup manusia, baik dalamlingkup pribadi maupun sosial.Kebiasaan menganalisis segala sesuatu dalam hidup seperti yangdiajarkan dalam metode berfilsafat, akan menjadikan seseorang cerdas,kritis, sistematis, dan objektif dalam melihat dan memecahkan beragamproblema kehidupan, sehingga mampu meraih kualitas, keunggulan dankebahagiaan hidup.Belajar filsafat akan melatih seseorang untuk mampu meningkatkankualitas berfikir secara mandiri, mampu membangun pribadi yangberkarakter, tidak mudah terpengaruh oleh faktor eksternal, tetapi disisilain masih mampu mengakui harkat martabat orang lain, mengakuikeberagaman dan keunggulan orang lain. Dengan berfilsafat manusiaselalu dilatih, dididik untuk berpikir secara universal, multidimensional,komprehensif, dan mendalam.Belajar filsafat akan memberikan dasar-dasar semua bidang kajianpengetahuan, memberikan pandangan yang sintesis atau pemahaman atashakikat kesatuan semua pengetahuan dan kehidupan manusia lebihdipimpin oleh pengetahuan yang baik.
 
 
 
 

LANDASAN BERFIKIR FILSAFAT

Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat adalah 1) Keheranan; 2) Kesangsian; 3) Kesadaran akan keterbatasan karena merasa dirinya sangat kecil, sering menderita, dan sering mengalami kegagalan. Hal ini mendorong pemikiran bahwa di luar manusia yang terbatas, pasti ada sesuatu yang tidak terbatas.
Dalam kehidupan, adakalanya kita dapat menggolongkan manusia kedalam beberapa jenis berdasarkan pengetahuannya, yaitu:

* Orang yang mengetahui tentang apa yang diketahuinya;
* Orang yang mengetahui tentang apa yang tidak diketahuinya;
* Orang yang tidak mengetahui tentang apa yang diketahuinya;
* Orang yang tidak mengetahui tentang apa yang tidak diketahuinya.
Orang dapat memperoleh pengetahuan yang benar apabila orang tersebut termasuk golongan 1) dan sekaligus 2) yaitu Orang yang mengetahui tentang apa yang diketahuinya sekaligus Orang yang mengetahui apa yang tidak diketahuinya. Dengan demikian maka filsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita ketahui dan apa yang belum kita ketahui. Pengetahuan diperoleh dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dari kedua-duanya.

Tidak semua orang mampu berfilsafat, orang yang akan mampu berfilsafat apabila memiliki sifat rendah hati, karena memahami bahwa tidak semuanya akan dapat diketahui dan merasa dirinya kecil dibandingkan dengan kebesaran alam semesta. Filsuf Faust mengatakan : "Nah disinilah aku, si bodoh yang malang, tak lebih pandai dari sebelumnya". Socrates menyadari kebodohannya dan berkata "yang saya ketahui adalah bahwa saya tak tahu apa-apa". Sifat selanjutnya adalah bersedia untuk mengoreksi diri dan berani berterus terang terhadap seberapa jauh kebenaran yang sudah dijangkaunya. Ilmu merupakan pengetahuan yang kita alami sejak bangku sekolah dasar sampai pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri sendiri .Metode kritis digunakan oleh orang yang mempelajari filsafat tingkat intensif. Pengguna metode ini haruslah sedikit-banyak telah memiliki pengetahuan filsafat, langkah pertama dengan memahami isi ajaran, kemudian mengajukan kritiknya. Kritik itu dapat menggunakan pendapatnya sendiri atau pun orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun