Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Penulis - Science and culture observer

Our thoughts are fallible. We therefore should go on thinking from various perspectives. We will never arrive at final definitive truths. All truths are alive, and therefore give life, strength and joy for all.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Prof. Franz Magnis-Suseno dan Ahok sekitar Relokasi

26 April 2016   13:21 Diperbarui: 30 April 2016   00:12 5197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan sikapnya ini Rm. FMS jadinya menutup mata terhadap perbedaan sangat mencolok antara sikap Soeharto (dan penerusnya) dan sikap Gubernur DKI, Pak Ahok, terhadap orang miskin yang berdiam di kawasan-kawasan pemukiman kumuh atau di kawasan-kawasan yang oleh hukum dilarang dijadikan tempat tinggal.

Seorang penulis menyatakan bahwa Rm. FMS memang konsisten sejak dulu anti-penggusuran; dan apa yang ditulis di Teropong Senayan, menurutnya, sejalan dengan sikap dan pendirian Rm. FMS sekarang. Si penulis ini berusaha menjelaskan ihwal mengapa Rm. FMS bersikap dan berpendirian anti-relokasi (atau “anti-penggusuran”) dengan berpaling ke sejarah kehidupan keluarga Magnis Suseno dulu di Eropa. Saya kutipkan suatu bagian tulisannya yang saya lihat paling penting dan ringkas mendeskripsikan “suasana hati” Rm. FMS. Tulis si penulis itu,

“Mungkin jauh di dalam lubuk hati Romo Magnis, seandainya Hitler tak pernah mendirikan Reich Ketiga dan seandainya Sekutu dalam Konferensi Postdam tak perlu mengizinkan pengusiran terhadap penduduk sipil Jerman yang tak memiliki kaitan secara langsung dengan kekejaman semasa Perang Dunia II, mungkin saat ini dia sedang hidup di istana yang indah, menikmati hari tua bersama anak-anak cucunya yang bermain di ladang pertanian yang luas dan mereka akan lebih banyak berkiprah dalam membangun negara Jerman, seperti para pendahulunya.”/4/

Saya cukup kaget membaca seluruh tulisannya, khususnya bagian yang saya telah kutip di atas. Jika analisis latarbelakang sejarah keluarga Rm. FMS itu betul, kesimpulannya adalah bahwa Rm. FMS anti-penggusuran karena dia traumatik dengan peristiwa-peristiwa di masa lalunya, yang seandainya tidak terjadi, dia akan menjadi seorang bangsawan besar di Eropa. Jika memang itu yang mau diungkap si penulis, saya jadi bertanya, apakah tulisannya itu sebuah ejekan, suatu sarkasme, atau suatu empati kepada Rm. FMS? Susah untuk menjawabnya. 

Pada sisi lain, jika memang begitu sikonnya, maka Rm. FMS sebetulnya tidak sedang memihak rakyat miskin yang direlokasi (atau menurutnya “digusur”), tapi sedang terus-menerus marah dan traumatik hingga di tahun 2016 ini karena beliau jadi tak bisa hidup di sebuah istana megah lantaran keluarganya di Eropa dulu pernah digusur. Saya sungguh tidak berani untuk menilai apakah penjelasan psikologis ini benar atau salah. Terserah si penulisnya saja.

Hal terpenting adalah kita semua pasti setuju bahwa tugas utama seorang gurubesar di bidang keilmuwan apapun adalah menyebar pencerahan dan kearifan, bukan kegeraman dan ketidaktahuan. Memberi bukan opini tanpa pijakan fakta dan data, tapi evaluasi ilmiah yang cerdas dan berintegritas.

Tetapi, apapun pendapat dan sikap Rm. FMS, itu urusannya sendiri. Yang penting, kita harus menentukan sikap dan pendirian kita berdasarkan nurani kita sendiri, kecerdasan, nalar, pengetahuan yang luas dan benar, dan marwah diri yang tidak boleh kita jual.

Salam,
Jakarta, 26 April 2016
ioanes rakhmat


Sumber-sumber:

/1/ Ini link-nya http://www.teropongsenayan.com/37268-frans-magnis-suseno-penggusuran-adalah-kejahatan-di-kota-beradab.

/2/ Ini link-nya “Sapa Suru Datang Jakarta”, http://otomotipsntricks.blogspot.co.id/2015/02/wtf-siapa-suruh-datang-jakarta.html.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun