Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Anggur Jupiterku Berbuah

15 Mei 2024   23:42 Diperbarui: 20 Mei 2024   15:10 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tanaman Anggur (Unsplash/Kai-Chieh Chan)

Bertanam anggur memang perlu ketekunan, dari sana kita akan mendapatkan ilmu tentang karakteristik tanaman itu, dan kalau sudah berhasil bisa memperoleh ilmu bisa ditularkan kepada orang lain.

Tentu perlakuannya menggunakan teknik penelitian walaupun tidak saklek menggunakan langkah ilmiah, dasar-dasar metode ilmiah diperlukan agar bisa dihasilkan fakta /data yang konsisten dan kalau diulang hasilnya sama.

Saya melakukannya sama istri untuk belajar bertanam anggur, atau istilahnya menjadi komunitas "pengangguran".

Dulu awal kuliah di Singaraja, saya pernah menanam anggur lokal, saat itu berhasil. Kebun 200 m2 milik tuan rumah kost saya ditanamami dengan 25 pohon anggur hitam memang menghasilkan lumayan.

Namun selanjutnya, kebun itu saya tinggal studi lanjut ke Bandung, kebun itu tak dipelihara, setelah itu diubah menjadi bangunan tempat tinggal bapak kost saya. 


Ingatan untuk menanam anggur kembali menggebu,bermula saat musim covid 19. Banyak waktu luang di rumah, mengajar lewat zoom, dan disela-sela kosong saya bersama istri mencoba mengisi waktu luang, dengan bertanam anggur, banyak memang menawarkan varian anggur import.

Dari beberapa bibit yang saya coba yang menarik dan genjah adalah anggur Jupiter. Buahnya ranum dan manis dan tanpa biji. Dalam kesempatan ini saya ingin menuliskannya pengalaman saya menanam anggur jenis impor.

Dokpri
Dokpri

Di kebun belakang rumah, paling tidak ada 9 pohon tanaman anggur dari varietas Yupiter. Jenis ini sering berbuah dan sangat mudah memeliharanya, genjah, namun tentu tidak steril dari hama, hama yang paling sering muncul adal kerak buah, yang disebabkan kutu kebul. Kalau sudah coklat susah dihilangkan, dipastikan akan gagal panen.

Saya sebelumnya pernah gagal panen, harus dipotong saat masih muda agar tidak menyebar pada yang lain, dengan mencoba berbagai tipe fungisida dan insektisida memang disesuaikan dengan kondisi tempat dimana lingkungan itu berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun