Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hybrid Technologies untuk Produksi Biogas

23 Februari 2024   19:50 Diperbarui: 23 Februari 2024   20:02 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: resourcekraff

Kelangkaan bahan bakar fosil dan polusi di seluruh dunia telah menyebabkan komunitas ilmiah mencari alternatif energi terbarukan. Secara khusus, biogas telah menjadi bahan bakar alternatif yang potensial untuk digunakan dibandingkan energi tradisional. Biogas terutama terdiri dari metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2). Untuk mendapatkan biometana murni, diperlukan peningkatan biogas yang tepat untuk menghilangkan CO2 dan senyawa minoritas lainnya.

Di Indonesia bahan baku yang dapat digunakan untuk memproduksi biogas sangat banyak dan melimpah, seperti limbah pabrik, limbah domestic , limbah lumpur aktif dan lain-lain. Namun belum terlaksana dengan sempurna. Oleh karena teknologi terbaru yang mumpuni belum dikuasai oleh masyarakat luas.

Pengembangan biogas menjadi salah satu strategi pemerintah dalam upaya pengembangan energi baru terbarukan (EBT), terutama di sektor bioenergi. Bisnis biogas turut berkontribusi pada ketahanan energi, pengurangan impor energi, serta lingkungan yang lebih baik. Program pengembangan biogas meliputi biogas rumah tangga, biogas komunal, biogas industri, biometana, dan Compressed Biomethane Gas (CBG). CBG merupakan biogas murni yang berasal dari bahan baku seperti limbah industri kelapa sawit, pertanian, peternakan, dan perkotaan.

Keuntungan  penggunaan biogas antara lain  (1)  Sebagai pengganti bahan bakar  fosil seperti minyak tanah atau gas elpiji untuk keperluan kebutuhan energi rumah tangga, (2) Sebagai pembangkit energi listrik , (3) Limbah biogas dalam bentuk sisa kotoran ternak hasil biogas dapat langsung digunakan sebagai pupuk organik karena kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman seperti protein, selulosa, hingga lignin, (4)  Mengurangi pengaruh gas rumah kaca, karena relatif sedikit menghasilkan polusi, (5)  Mengurangi polusi bau yang tidak sedap dari limbah organik seperti kotoran ternak , dan (6) Mencegah penumpukan limbah organik yang menjadi sumber penyakit, bakteri, dan polusi udara.

Permasalahan yang muncul dalam produksi biogas antara lain, (1)  Volume biogas  produksinya masih rendah, karena masih membutuhkan  teknologi tinggi Belum ditemukan teknologi baru yang memiliki kemampuan menyederhanakan proses sekaligus menghasilkan biogas melimpah dengan biaya rendah (2) Produksi biogas masih dipengaruhi temperatur Bakteri anaerob dapat tumbuh secara optimal untuk mencerna limbah pada suhu 37C.  (3) Produk biogas membutuhkan waktu relative lama (minimal 14 hari) setelah proses penambahan  substrat kotoran awal, (4) Produk biogas yang dihasilkan   belum murni,  sehingga perlu dimurnika atau m asih mengandung sisa (kotoran) Setelah melalui tahap penyempurnaan dan kompresi, biogas yang dihasilkan masih mengandung kotoran. Oleh sebab itu, biogas yang digunakan sebagai bahan bakar mobil dapat mengakibatkan korosi pada bagian berbahan logam. Dalam ulasan ini titik orientasi adalah pada pemurnian biogas.

TEKNOLOGI PEMURNIAN BIOGAS

  Ada tiga Teknologi baru  dalam pemurnian dalam proses produksi bioga yaitu, (1)  pemisahan kriogenik, peningkatan in-situ, dan teknologi hibrida merupakan kemajuan dalam pemurnian dan peningkatan biogas. Teknik ini hemat biaya dibandingkan dengan teknik lain yang disebutkan. Namun, alat ini hanya cocok untuk produksi biogas skala kecil yang tidak memerlukan kemurnian CH4 yang tinggi. Oleh karena itu, kesenjangan pengetahuan antara uji coba dan operasi skala besar harus dijembatani.

PEMISAHAN KRIOGENIK

Pemisahan kriogenik merupakan teknologi pemurnian biogas yang bekerja berdasarkan prinsip suhu kondensasi gas yang berbeda. Biogas mentah didinginkan secara bertahap (~-170 C) dan dikompresi (8 MPa) melalui serangkaian kompresor dan penukar panas, yang menghilangkan CO2 cair, sisa CO2 dalam fase padat, siloksan dan halogen.

Teknik kriogenik merupakan pilihan yang baik untuk dioptimalkan karena teknik ini menghasilkan produk dengan kemurnian tinggi, berkisar antara 95 dan 99%. Oleh karena itu, berikut ini kami sajikan ulasan mengenai teknik kriogenik. Walaupun mempunyai banyak keuntungan, penalti energi yang tinggi membuat teknik kriogenik tidak dapat diterapkan secara komersial. Beberapa penulis telah mengusulkan konfigurasi baru untuk mengurangi konsumsi energi. Teknologi packet-bed kriogenik baru-baru ini diuji di pembangkit listrik tenaga batu bara dengan konsumsi energi 1,8 MJ/kg CO2. Analisis ekonomi dilakukan untuk penangkapan CO2 anti-sublimasi, sehingga menghasilkan biaya sebesar 34,5 /ton CO2. Di antara berbagai alternatif sistem hibrida kriogenik, proses membran kriogenik menonjol karena penghematan biaya modal sebesar 54,4%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun