Dear Diaryku...
Sahabat Kompasianer dan Reader menanti kisahmu...
Mari kita mulai kisah kita!
Hanya ada Raja dihatiku...
Raja yang Hidup...
Dimana ku abdikan diri untukmu...
Ini adalah ungkapan seorang hamba yang yakin...
Sang Raja kan hadir...
Menjadi kabar gembira...
Bagi seluruh...
Namun bagi diriku yang menuliskan diary ini...
Bagiku seluruh manusia yang mendedikasikan dirinya...
Untuk yang hidup!
Adalah tautan hatiku...
Karena suatu saat...
Akulah sang Raja itu...
Yang mengabdi padamu...
Yang kukasihi tiada henti...
Ku perjuangkan...
Segala hebat ku derma...
Karena bagiku...
Engkau adalah pelita cahaya...
Engkau adalah sahabatku...
Selama engkau selalu...
Taat pada hukum yang berlaku...
Taat pada aturan manusia yang sah berlaku...
Taat pada Keagamaan seluruh...
Aku kan selalu ada untukmu...
Walau aku dibatasi dan dikungkung...
Oleh daging dan tulang...
Membatasi ruang gerakku...
Namun...
Jiwaku meliputi seluruh...
Akulah Sang Raja!
Yang menjadi Cahaya...
Pelita kegelapan!
Hingga tiba waktunya...
Seluruh manusia memohon...
Padaku untuk memimpin...
Dunia yang kini mencekam...
Kesepakatan terjalin...
Antara kita seluruh...
Jangan takut...
Tuhan Maha Tinggi bersama kita...
Allah Yang Maha Perkasa...
Menaungi kerajaan kita...
Aku Sang Raja...
Raja Manusia...
Tanpa mahkota...
Tanpa pujian...
Tanpa gelar...
Hidup dalam...
Kefakiran...
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 14 September 2022.
Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never die!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!