Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agenda yang Merusak Sebuah Bangsa dan Negara

15 Juli 2022   13:15 Diperbarui: 15 Juli 2022   13:19 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat berjumpa kembali sahabat Kompasianer dan Readers~ Saya ingin membahas sebuah pengetahuan benar-benar serius untuk mengetahui Agenda yang merusak sebuah bangsa dan Negara~

Berikut ulasannya.

Seorang propagandist pernah berkata, "Jika engkau ingin menghancurkan sebuah negara! Rusaklah generasi mudanya!"

Kalimat ini bukan main-main dan realistis. Seorang propagandist sepertinya telah memahami pengetahuan spiritual tentang Hukum Karma, namun sangat disayangkan, beliau menyalahgunakan ilmu ini untuk kepentingan kuasanya.

Mekanisme Hukum Karma dimulai dari seorang melakukan perbuatan baik atau buruk. Yang mana perbuatan baik melahirkan pemikiran yang baik, sementara perbuatan buruk melahirkan pemikiran yang buruk. Pemikiran yang baik melahirkan keinginan yang luhur dan mulia, sementara pemikiran yang buruk melahirkan keinginan yang berlandas hawa nafsu merugikan diri. Keinginan luhur dan mulia melahirkan kecerdasan, sementara keinginan yang dipenuhi hawa nafsu melahirkan kebodohan, arogansi, dan egoisme.

Kita menyaksikan sendiri kontroversi AFF 2022. Yang mana Thailand dan Vietnam menelan pil pahit karena kalah berlaga penentuan finalis. Ini karena beban mental yang membebani pemikiran anak-anak muda pemain sepakbola dari negara yang diperjuangkannya. Perbuatan yang dianggap tidak fairplay hanya akan membebani kondisi mental para pemain sepakbola tersebut di masa mendatang. Dan benarlah, seakan-akan karma terjadi. Padahal memang mekanisme Karma ya seperti itu, apa yang kita pikirkan dan pemikiran-pemikiran yang terlahir dari pikiran kita, itu adalah buah perbuatan kita.

Jadi kalau pemikiran kita dihantu perasaan bersalah, gelisah dan cemas, itu karena mekanisme karma bekerja dalam gradiasi positif, guna menyadarkan seorang yang berbuat buruk. Lain halnya jika seorang terus berbuat buruk namun tidak dihantui kegelisahan dan kecemasan, maka sungguh Tuhan telah murka padanya dengan membiarkan seorang tersebut menumpuk-numpuk karma buruknya, hingga suatu saat terjadi ledakan karma di kehidupan selanjutnya yang menyerupai kehidupan neraka.

Nah dari fenomena diatas, para propagandist yang keji, sudah mengetahui benar akan hal ini. Maka dari itu mereka melancarkan rencana busuknya dengan melakukan sejumlah strategi guna menghancurkan peradaban sebuah bangsa yang diantaranya:

  1. Penyebaran Narkotika
  2. Konten Pornografi
  3. Minuman-minuman keras

Tiga hal diatas adalah upaya mereduksi kesadaran generasi muda saat ini. Narkotika, Pornografi dan Minuman Keras jika dikonsumsi oleh anak-anak remaja sangat berbahaya untuk masa depannya. Karena dengan tereduksinya kesadaran, potensi melakukan perbuatan buruk dalam berkehidupan semakin meningkat.

Maka cara jitu untuk memulihkan kesadarannya yaitu dengan mengajaknya untuk taat dalam peribadatan beragama, secara universal yaitu dengan mengucapkan Nama Suci Tuhan sesuai aturan agama yang benar.

Seperti dalam agama Islam, ada Shalat Taubat. Shalat Taubat jika dimaknai seorang pemuda yang sudah terlanjur dirusak oleh 3 faktor tersebut bisa sangat efektif memulihkan kesadaran dan menyucikan pemikiran yang terlanjur terproduksi akibat perbuatan buruk yang diperbuat karena ketidaksadarannya. Selama ia menitikkan air mata, menghayati taubat yang sungguh-sungguh, berniat untuk kembali di jalan yang diridhoi Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun