Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memberi Hadiah? Udang di Balik Bakwan atau Ketulusan?

1 Juli 2022   04:00 Diperbarui: 14 Juli 2022   02:33 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam berjumpa kembali sahabat kompasianer dan Readers! Senang bisa menyapa sahabat di hari yang cerah ini. Hehehehe~

Kali ini saya membahas sebuah tema yang sedang hangat di perbincangkan sahabat Kompasianer yaitu tentang memberi hadiah.

Memberi hadiah itu sejatinya memuliakan seseorang melalui pemberian kita secara tulus tanpa mengikat seorang yang diberi oleh kita dengan kepentingan kita.

Lah, memang ada memberi tapi ada kepentingan di baliknya?

Ada sahabat, itu tidak ikhlas... alias ada udang di balik bakwan.

Sebagai catatan... Kepentingan yang dimaksud tulisan singkat ini, adalah kepentingan yang bersifat negatif yaitu mengeksploitasi seseorang yang mengikat terus menerus sampai tidak tersisa manfaat dari diri kita... dengan pancingan berupa pemberian dari seorang yang memiliki niatan tersebut. 

Apakah ini sebuah kejahatan? Masing-masing memiliki penilaiannya tersendiri deh hehehehe~

Kita perlu menekankan prinsip memberi karena niatnya memberi. Bukan memberi karena niatnya ingin diberi.

Ini mau ngasih hadiah, atau memberikan kail pancingan dengan umpan agar menang banyak dari pemberian yang jumlahnya sedikit gitu ya sahabat? Emang ini lagi mancing ikan gitu? Ah ga asyik kalau kaya gitu deh.

Kemurnian hati dalam memberi hadiah pada seseorang pasti akan memberikan kebahagiaan. Lantas apa pantas kita merenggut kebahagiaan seseorang dengan kepentingan-kepentingan di balik pemberian kita?

Ingatlah lagu Kasih Ibu. Hanya memberi... tak harap kembali~ Bagai sang surya... menyinari dunia~

Karena apa yang kita beri kepada sesama hidup kita... sejatinya menciptakan kehidupan yang kita jalani. Suasana yang kita rasakan dalam kehidupan, semata-mata karena pemberian kita dan kontribusi kita pada yang hidup.

Jika kita berbahagia karena telah memberi... itu pertanda kesucian hati dan keindahan jiwa. Jiwa-jiwa yang bersih dari kekotoran hati... iri dan dengki...

Inilah hidup yang kau jalani dari yang kau beri.

Sebagai kabar gembiranya... Nilai kehidupan ini berlaku sampai kehidupan Akhirat nanti.

Berbahagialah sang dermawan yang senang berbagi tanpa harap kembali.

What you give is there you live. 

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 1 Juli 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun