Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Peran Nusantara di Antara Malhamah Al-Kubra

16 April 2022   16:00 Diperbarui: 29 April 2022   15:59 2794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nusantara dalam waktu dekat amatlah dibutuhkan perannya sebagai pemerkasa gerakan Spiritual yang menjadi kekuatan besar Mendukung secara spiritual kepada Negara-Negara Islam yang memiliki potensi melakukan peperangan besar (Malhamah Al-Kubra) dengan hegemoni para pengikut Meshiha Deghala sang Tokoh Antagonis akhir zaman dalam waktu dekat.

Sebagaimana bunyi Al Hadits:

“Kalian akan perangi jazirah Arab sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian (kalian perangi) Persia sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Ruum sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Dajjal sehingga Allah menangkan kalian atasnya.” (HR Muslim).

Peristiwa yang terjadi di Bumi Palestina saat ini dan Bumi Ukraina, menunjukkan sikap Negeri Barat dan Adikuasa tebang pilih dalam masalah kemanusiaan demi hegemoni politiknya.

Rian mengenal mayoritas masyarakat negeri barat dan negeri kuasa begitu materialistik dan hedonistik. Bagaimana tidak? Pesan Pribadi Rian di Instagram dipenuhi Chat dari beliau semua yang bersifat mengajak untuk mengeruk keuntungan materialistik secara instan melalui Trading dan Investasi Forex, juga segolongan wanita yang gemar mengirimkan foto ekplisit mereka kepada Rian, sangat mengerikan.

Masih untung rasionalitas akal Rian masih dipergunakan, dan Rian tidak terjebak dengan konten-konten "menyimpang" mereka berikan sebagai upaya flexing memikat Rian dalam candu dengan berhubungan penuh keterikatan materialistik dan hedonistik dengan mereka mereka semua.

Nusantara tidak perlu terlibat perang fisik jika benar-benar tidak ada urgensinya dan bertentangan dengan Prinsip Konstitusi, melainkan Nusantara berperan terlibat perang secara spiritual. 

Dengan Energy Keruhanian yang kita miliki dari segala hasil peribadatan tulus kita kepada Tuhan Yang Maha Perkasa, kita mampu membantu saudara kita yang sedang berperang fisik melawan bangsa-bangsa imperialis-materialis-hedonis yang berupaya membuat kita terjebak dalam derita dan sengsara berkepanjangan seperti yang dialami para leluhur kita di era penjajahan dan kolonialisme.

Apakah kita mau merasakan penderitaan dan kesengsaraan itu kembali? Bangsa Nusantara memiliki kelebihan dalam semangat spiritualisme, yakni mau hidup penuh kesederhanaan, mau "merih" kalau kata bahasa sundanya (artinya mau hidup perih) demi membayar cita dan asa yang luhur.

Saat Negeri-Negeri Barat dan Adikuasa terdesak karena kekalahan yang menimpanya, pastilah sosok antagonis (Meshiha Deghala) akan hadir membantu mereka, dan memikat orang-orang yang hedonis dan materialis yang tersebar dimuka bumi melalui kemampuan istidrajnya yaitu kemampuan manipulasi alam dan manipulasi pikiran. 

Negeri yang tidak mau bersekutu dengan sosok antagonis tersebut dibuat alam kehidupannya begitu gersang, sementara yang bersekutu dengannya dibuat melimpah akan kekayaan alam dan kesuburan, tapi ini hanyalah sementara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun