Mohon tunggu...
Intan RubySyaphira
Intan RubySyaphira Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas

Saya seorang mahasiswa tingkat akhir jurusan ilmu komunikasi dan mengisi waktu luang dengan freelance content creator

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Eksistensi Televisi di Era Media Baru

6 Agustus 2023   00:10 Diperbarui: 6 Agustus 2023   00:13 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Media massa merupakan media yang paling intens menyiarkan pesan-pesan komunikasi internasional. Setiap hari selalu saja ada berita tentang peristiwa internasional yang terjadi di seluruh dunia diberitakan ke media tersebut. Hal ini tentunya selaras dengan salah satu fungsi media massa, yakni sebagai media yang menyebarkan informasi dan bisnis, serta upaya dalam memengaruhi opini publik baik secara nasional maupun internasional. 

Media massa yang saya maksud di sini adalah media televisi. Intensitas siaran media televisi ini semakin meningkat sejak terjadinya revolusi elektronika dalam abad ke- 20 yang telah menimbulkan pengaruh kuat terhadap kegiatan komunikasi umat manusia. Dengan berkembangnya teknologi, televisi pun menjadi semakin canggih, informasi dapat menyebar dengan begitu cepatnya, bahkan dapat disaksikan saat peristiwa tersebut terjadi (Shoelhi, 2011).

Televisi pertama yang diperkenalkan oleh John Logie Baird kepada masyarakat tidak memiliki bentuk kotak minimalis seperti yang kita kenal saat ini. Melainkan terdiri atas banyak lempengan, tabung, dan kabel yang berantakan. Kemudian tahun 1927, Philo Taylor Farnsworth yang merupakan ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama. Gagasannya tentang image dissector menjadi dasar kerja TV tabung hingga TV modern. 

Tanggal 11 Mei 1939 menjadi hari bersejarah karena pemancar televisi untuk pertama kalinya dioperasikan di kota Berlin, Jerman. Akhirnya, dunia baru mulai mengenal alat komunikasi secara visual untuk mengetahui kejadian di belahan dunia lain, tidak hanya melalui audio saja. Pada tahun 1967, kepopuleran televisi berwarna mulai mengalahkan televisi hitam putih. Oleh karena itu, siaran TV berwarna pun terus bertambah, sampai sekarang, tampilan televise menjadi lebih modern seiring berkembangnya zaman (Anonim, 2018).

Pada pertelevisian dunia, jaringan televisi asing umumnya mongonsumsi sejumlah besar acara televisi Amerika Serikat, terutama acara drama dan komedi situasi buatan AS memiliki nilai produksi yang tinggi. Beberapa serial tersebut seperti Star Trek, The Simpson, Sam and Cat, Hannah Montana, dan lain- lain banyak mendominasi jadwal tayang di beberapa televisi asing. Namun produksi drama primetime menghabiskan biaya yang sangat besar sehingga  produksinya mulai dikurangi untuk pemrograman semacam itu. 

Biaya episode primetime rata-rata sekitar 1,5 juta USD per jam, meningkat sekitar dua kali lipat biaya pada episode yang setara pada satu dekade yang lalu, atau bahkan bisa saja menjadi lebih mahal. Peningkatan biaya produksi ini diperkirakan karena aktris terkenal yang menuntut gaji lebih besar dan dengan persaingan untuk penulis dan pemeran yang berpengalaman. Sebagai perbandingan, biaya produksi program berita hanya sekitar 500.000 USD per jam, bahkan beberapa acara reality show lebih murah (Mc.Phail, 2006).

Setelah sekitar satu abad siaran televisi menjadi hal yang paling digemari masyarakat dalam bidang media komunikasi massa. Sejak ditemukannya televisi ini di sekitar 1900- an, popularitas televisi memang langsung meningkat tajam bahkan saat itu rama diperbincangkan bahwa TV akan mengalahkan radio siaran sebagai media komunikasi massa karena sifat televisi yang audio visual, sedangkan radio hanya audio saja. Penemuan teknologi TV ini mendorong lahirnya sejumlah stasiun TV di berbagai Negara, seperti di Inggris pada 1936 berdiri BBC (British Broadcasting Corporation). Lima tahun kemudian di Amerika tepatnya pada 1941 berdiri Columbia Broadcasting System (CBS) yang memulai siaran telvisi setelah sebelumnya CBS ini merupakan korporasi media radio sejak 1927. Kemudian berdiri pula NBC (National Broadcasting Company), dan mulai 1943 berdiri ABC (American Broadcasting Company) (Abdullah dan Puspitasari, 2018).

Selama puluhan tahun, televisi sebagai media massa merupakan media yang paling digemari sebagai media hiburan dan informasi. Karena sifatnya yang audio visual, televisi dapat menghadirkan acara musik, film, sinetron, variety show, reality show serta acara lainnya dengan melibatkan para selebritis idola khalayak. Begitu pun acara olahraga, masyarakat dapat menonton berbagai macam pertandingan olahraga tanpa harus pergi ke stadion atau lokasi pertandingan, bahkan pertandingan tersebut bisa disaksikan secara langsung saat itu juga di layar kaca televisi. 

Juga siaran informasi yang sebelumnya dikategorikan acara yang tidak menarik, melalui televisi acara informasi baik siaran berita maupun info lainnya memiliki pesona tersendiri terlebih televisi dapat menyiarkan secara langsung dari lokasi kejadian. Karena itulah dunia selama puluhan tahun, bahkan di negeri asalnya hampir satu abad siaran televisi menjadi media yang paling banyak penontonnya. Karena itulah televisi dijadikan media promosi utama melalui iklan oleh dunia industri untuk memasarkan produk barang dan jasa mereka.

Namun, secara perlahan-lahan, kejayaan televisi seperti tergantikan oleh media baru atau biasa dikenal dengan media sosial sebagai turunan dari perkembangan teknologi internet. Pengguna internet pun semakin meningkat berbanding lurus dengan perkembangan teknologi telepon seluler yang berhasil menciptakan telepon pintar (smartphone) yang bahkan memiliki harga jauh lebih murah daripada PC atau laptop sebagai sarana untuk mengakses internet. 

Semakin tingginya pengguna internet yang sekaligus pengguna media sosial ini sangat berperanguh terhadap pola penggunaan media massa di kalangan masyarakat. Media yang paling terdahulu merasakan dampak makin berkembangnya internet ini adalah media cetak. Terbukti, tiras media cetak terus menurun sejak awal tahun 2000-an. Tahun 2009 belasan media cetak di AS dan Eropa yang berusia ratusan tahun menyatakan berhenti terbit (Abdullah dan Puspitasari, 2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun