Eco enzyme adalah larutan/cairan hasil fermentasi limbah organik dapur seperti kulit buah dan sisa sayuran yang dicampur gula (gula coklat, gula merah, atau gula tebu) atau molase, dan air dengan komposisi tertentu. Setelah selesai pembuatan, eco enzyme ini bakal didiamkan selama tiga bulan sehingga menjadi berwarna coklat gelap dan beraroma fermentasi asam manis yang kuat.
Pembuatan eco enzyme merupakan salah satu cara untuk mengurangi limbah organik yang pada umumnya hanya dibuang sembarangan karena bisa diuraikan secara alami. Namun, sampah organik ini apabila didiamkan lama dan membusuk malah akan menimbulkan akibat yang lebih buruk yaitu dapat meningkatkan efek rumah kaca.
Pada bulan kemarin, Tim Eco Campus Mahasiswa FMIPA UNESA dengan Ketua Dicky Reza Ferlyano mengadakan kegiatan Green Campus Day (GCD) di mana dalam salah satu rangkaian acaranya terdapat pelatihan pembuatan eco enzyme dengan Ketua Pelaksana Praditya Argi Wicaksana tepatnya pada hari Minggu, 10 September 2023. Pelatihan ini ditujukan kepada mahasiswa baru selingkup FMIPA dengan tujuan menambah pengetahuan kepada mereka tentang bagaimana cara membuat eco enzyme yang baik dan benar, serta cara memanen eco enzyme yang sudah jadi (sudah difermentasi selama tiga bulan).
Namun karena mahasiswa FMIPA jumlahnya sangat banyak dan kegiatan GCD dibagi dalam berbagai rangkaian acara, maka pembuatan eco enzyme ini hanya diikuti oleh oleh 50 peserta yang merupakan delegasi dari prodi Pendidikan Matematika, Matematika, Pendidikan Kimia, dan Kimia, sedangkan yang tidak menghadiri acara ini diberi penugasan membuat produk berupa tiga botol eco enzyme ukuran 1.5 L per kelas. Pelatihan pembuatan eco enzyme ini didampingi oleh Bapak Dayat Hidayat, S.Pd., M.Pd., M.Si selaku Tim Eco Campus dosen divisi Pengolahan Sampah.
Membuat eco enzyme bukanlah suatu hal yang sulit, hanya perlu menyiapkan tiga bahan utama dengan komposisi yang diperlukan yaitu 10 : 3 : 1 untuk air, gula merah/molase, dan limbah organik. Pertama, siapkan wadah dan bahan yang diperlukan. Kemudian, larutkan gula/molase dengan air hingga tercampur rata dan yang terakhir masukkan limbah organik yang telah dipotong-potong kecil ke dalam larutan tersebut. Isi wadah hanya 2/3 bagian utk mencegah terjadinya ledakan akibat akumulasi gas.
Apabila pembuatan sudah selesai, tutup wadah hingga kedap udara dan biarkan selama tiga bulan. Setelah tiga bulan terlewati, eco enzyme akan berwarna coklat gelap dan memiliki bau asam manis pekat. Kemudian, saring cairan dari sisa limbah organik dan simpan di wadah yang siap guna. Adapun video tutorial pembuatan eco enzyme dapat kalian lihat di Instagram Eco Campus FMIPA UNESA @ecocampusfmipaunesaÂ
Selain menjelaskan tentang bagaimana cara membuat dan memanen, tentu saja juga dijelaskan mengenai manfaat apa saja dari membuat eco enzyme ini. Manfaat yang utama pastinya bisa mengurangi jumlah sampah organik di lingkungan sekitar untuk menjadi barang yang lebih bermanfaat. Selanjutnya bisa digunakan sebagai penjernih air, terutama bisa dipakai untuk menjernihkan air di kampus UNESA Ketintang yang memiliki buzzem. Eco enzyme bisa dimanfaatkan sebagai disinfektan dan antiseptik, juga bisa sebagai pupuk cair yang berguna untuk menyuburkan tanah dan menurunkan efek rumah kaca.
