Mohon tunggu...
Intan Arum Pramesti
Intan Arum Pramesti Mohon Tunggu... Lainnya - XI IPS 2 || 13

hi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sleep Paralysis, Ketindihan, dan Mitos yang Berkembang

29 Agustus 2020   11:04 Diperbarui: 29 Agustus 2020   11:00 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://yongemag.com/

Banyak orang pernah mengalami "kelumpuhan" saat tidur. Sudah merasa terbangun, namun tidak bisa menggerakkan anggota tubuh sama sekali. Fenomena ini di dalam dunia medis disebut juga dengan sleep paralysis atau kelumpuhan tidur. 

Seseorang yang mengalami sleep paralysis akan mengalami tanda-tanda seperti kesulitan untuk menggerakkan anggota tubuh, tidak bisa mengeluarkan suara, atau bahkan sampai berhalusinasi. 

Karena kurangnya informasi yang diterima awam, akhirnya muncul anggapan bahwa kelumpuhan tidur ini disebaban oleh hal mistis, yaitu "ketindihan" makhluk halus. Mitos mistis ini muncul karena memang saat mengalami sleep paralysis, penderitanya akan berhalusinasi seolah ada bayangan hitam atau adanya "seseorang" di depannya. 

Tidak perlu takut atau khawatir akan makhluk halus jika sedang mengalami kelumpuhan tidur, karena fenomena ini sebenarnya sudah memiliki penjelasan medis tersendiri.

Sumber : https://id.quora.com/
Sumber : https://id.quora.com/
Saat tidur, manusia mengalami 4 tahapan. NREM tahap 1, NREM tahap 2, NREM tahap 3, dan REM. Pada fase NREM tahap 3, otak merilis gelombang delta sehingga tubuh menjadi kurang responsif. 

Pada tahap ini juga manusia akan sulit untuk dibangunkan dan berada di antara tidur nyaman dan tidur lelap. Kemudian, setelah memasuki tahap REM, justru terjadi peningkatan aktivitas tubuh karena munculnya mimpi. 

Detak jantung dan napas semakin cepat, pergerakan mata menjadi agresif, dan tekanan darah yang mengalami peningkatan. Dapat dilihat bahwa otak memiliki banyak aktivitas pada tahap REM ini, namun justru otot mengalami kelumpuhan, atau dapat dikatakan dalam kondisi rileks dan tidak memiliki aktivitas sama sekali.

Pada tahap REM inilah sleep paralysis bisa terjadi. Sleep paralysis terjadi apabila tubuh mendadak dalam keadaan sadar saat fase REM berjalan. Akibatnya, otak belum siap mengirimkan sinyal kepada tubuh untuk bangun sehingga tubuh berada dalam kondisi setengah sadar dan setengah tidur. 

Oleh sebab itu, tubuh akan terasa kaku, kesulitan bernafas, hingga dapat menimbulkan halusinasi karena memang tubuh belum dalam kondisi siap untuk beraktivitas.

Kelumpuhan tidur dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu ISP dan RISP. ISP berdurasi singkat, dan dapat terjadi setidaknya satu kali dalam seumur hidup seseorang. 

Kelumpuhan tidur tipe ISP ini merupakan tipe yang paling umum dan kejadian yang dialami biasanya hanya sebatas mimpi buruk atau halusinasi. Sedangkan individu yang mengalami tipe RISP mengalami kelumpuhan tidur berulang kali, dengan durasi yang lebih lama atau bahkan dapat terjadi beberapa kali kelumpuhan tidur dalam satu malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun