Mohon tunggu...
Intan
Intan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bayang-bayang Resesi 2023 Benarkah Terjadi ?

3 Desember 2022   19:34 Diperbarui: 3 Desember 2022   20:08 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Resesi adalah istilah ekonomi yang menggambarkan perekonomian suatu negara yang diakibatkan beberapa faktor. Resesi merupakan  penurunan aktivitas ekonomi yang berlangsung lama. Resesi menurut para ahli, yaitu Shiskin "resesi adalah penurunan PDB selama dua kuartal berturut-turut". PDB dapat diartikan sebagai aktivitas ekonomi suatu negara selama satu periode. Sementara itu menurut Biro Reset Ekonomi Nasional (NBER) "resesi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar diseluruh ekonomi,yang berlangsung lebih dari beberapa bulan".

  Resesi ekonomi dapat menyebabkan terjadinya penurunan semua aktivitas seperti keuntungan perusahaan, lapangan kerja, dan investasi secara bersamaan. Resesi ekonomi biasanya sangat berkait dengan adanya penurunan harga (deflasi) dan kenaikan harga yang tajam (inflasi) dalam proses yang disebut stagflasi. Faktor lain terjadinya inflasi adalah ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi, pertumbuhan ekonomi yang lambat atau menurun selama dua kuartal berturut-turut, nilai impor jauh lebih besar dibandingkan nilai ekspor dan tingkat pengangguran yang semakin tinggi.

Berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia saat ini sangat rentan terhadap ketidakstabilan ekonomi. Hal ini disebabkan munculnya virus Covid-19 yang menyebar diseluruh dunia. Munculnya Covid-19 menyebabkan terhambatnya berbagai sektor kehidupan termasuk sektor ekonomi. Pandemi Covid-19 akan menurunkan kemampuan perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa pada kapasitas yang semestinya. Covid-19 memang sudah mulai mereda dan banyak negara telah membebaskan warganya untu beraktivitas kembali. 

Namun pada saat awal munculnya pandemi ini aktivitas ekonomi menurun drastis dikarenakan pemerintah lebih fokus menangani Covid-19 dan pembatasan aktivitas bagi warganya. Akibatnya pertumbuhan ekonomi secara global tidak mengalami pergerakan yang berakibat harga kebutuhan pokok meningkat.

Indonesia juga sempat mengalami resesi ekonomi Pda akhir tahun 2020 akibat pandemic Covid-19.

Selain itu, perang antara Rusia dan Ukraina juga menjadi penyebab terjadinya resesi ekonomi global. Perang Rusia dan Ukraina yang berlangsung sejak Februari ditengah pulihnya perekonomian global dari Covid-19 telah menghilangkan PDB global hingga USD 2,8 triliun. Perang Rusia-Ukraina menimbulkan kenaikan harga bahan pangan dan guncangan harga energi eksogen. 

Hal ini dikarenakan  Rusia dan Ukraina merupakan produsen utama energi dunia.

Dampak resesi dimulai dari perlambatan ekonomi yang akan membuat sektor mengurangi produksinya salah satunya dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang nantinya akan membuat angka pengangguran meningkat. Kinerja investasi yang menurun juga mengakibatkan kenaikan harga barang contohnya kenaikan harga BBM membuat masyarakat cenderung lebih selektif dalam menggunakan uang.

Hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mewaspadai ancaman resesi 2023  yang pertama, adalah menghindari konsumsi berlebihan dan lebih mengutamakan kebutuhan pokok, tidak bisa dihindari seiring berjalan zaman tingkat daya beli masyarakat semakin meningkat yang menyebabkan pemborosan karena masyarakat membeli apa yang mereka inginkan bukan apa yang mereka butuhkan sehingga mengakibatkan perilaku konsumsi berlebihan. Kedua, menyiapkan dana yang dapat digunakan sewaktu-waktu dalam hal ini lebih disarankan dana cash karena dana cash dihitung lebih efektif untuk menghadapi kondisi tersebut. 

Ketiga,kurangi atau bahkan jangan mengambil hutang karena jika terjadi resesi akan mengakibatkan suku bunga naik, hal ini lantaran semakin tinggi suku bunga maka akan mengakibatkan semakin besar pula cicilan yang harus kita bayarkan dibandingkan dengan kondisi semestinya.

  Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun ini terhitung masih cukup kuat dalam menghadapi gejolak ekonomi global yang akan mengakibatkan resesi ekonomi. Indonesia lebih siap karena memiliki PDB yang masih positif serta tingkat inflasi yang relatif lebih rendah dibandingkan negara yang lain. Indonesia diprediksi tidak akan mengalami resesi hanya saja pertumbuhan ekonomi akan melambat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun