Oleh : Intan Meifilindati_2100005231
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum : Satrianawati, M.Pd.
Pendidikan merupakan wadah masyarakat untuk menyiapkan bekal di masa yang akan datang melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan Latihan. Menurut Munandar (2017) pendidikan merupakan proses segala sesuatu yang akan membentuk pola pikir masyarakat yang bertanya mengenai pengetahuan yang ia miliki, pengetahuan yang harus dimiliki oleh dirinya sendiri, siapa yang memberikan pengetahuan, serta bagaimana cara mendapatkan pengetahuan. Dalam dunia Pendidikan terdapat beberapa komponen yang saling bersinergi agar mampu mewujudkan tujuan pendidikan itu sendiri. Semua komponen memiliki andil yang penting, tanpa terkecuali kurikulum yang dapat dikatakan sebagai sebuah penyangga utama dalam proses belajar mengajar.
Beberapa pakar mengatakan bahwa kurikulum adalah jantungnya pendidikan, baik buruk hasil pendidikan ditentukan oleh kurikulum. Namun salah satu komponen penting dalam pendidikan ini sering diabaikan. Padahal kurikulum ini memiliki posisi strategis karena secara umum kurikulum merupakan deskripsi dari visi, misi, dan tujuan pendidikan sebuah bangsa. Menurut S. Nasution, kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajaran (Nasution; 1989:5). Dalam kurikulum juga ada rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah (Hamalik; 987:2).
Secara sistematik, kurikulum dikelompokkan menjadi tiga yaitu, kurikulum secara tradisional, kurikulum secara modern, dan kurikulum masa kini. Kurikulum tradisional adalah semua bidang studi yang diajarkan dalam lembaga pendidikan, kurikulum modern menyebutkan bahwa bidang studi hanya bagian kecil dari isi kurikulum, yang mana kurikulum itu mencakup seluruh kegiatan peserta didik agar mendapatkan pengalaman aktual baik di kelas, sekolah maupun diluar kelas, yang mana hal tersebut di bawah pengaruh dan tanggung jawab sekolah. Sedangkan kurikulum masa kini ialah sebuah sistem yang mencakup, tujuan, isi, evaluasi dan sebagainya yang saling terkait, yang diusahakan oleh sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi di dalam maupun di luar sekolah (Sulistyorini & Fathurrohman; 2016:74-75).
Kali ini penulis fokus kepada kurikulum tradisional dan kurikulum modern. Mengapa ada kurikulum tradisional dan kurikulum modern? Â
Kurikulum tradisional merupakan kurikulum yang orientasi utamanya pada mata pelajaran atau istilah kerennya subject matter. Mata pelajaran ini, seperti yang kita tahu sangat banyak, contohnya dalam mata pelajaran IPA akan terpecah menjadi mata pelajaran biologi, fisika, dan kimia. Kemudian dalam pelajaran IPS akan dipecah menjadi pelajaran ekonomi, sosiologi, dan sejarah. Pada kurikulum tradisional ilmu yang didapat hanya sebatas untuk diketahui, belum untuk dimanfaatkan secara nyata. Di kurikulum ini pengarahan, pengawasan, kontroling, dan disiplin sangat ketat dan diperlukan. Siswa dianggap sama dalam menangkap materi yang diberikan oleh guru dan juga semua siswa diberikan materi yang sama.
Peran guru dalam kurikulum ini begitu besar, bahkan bisa dikatakan sebagai guru yang memonopoli kelas sebab guru yang paling berkuasa di kelas. Apapun yang terjadi di kelas baik penyampaian materi, semua menjadi urusan guru. Hal ini terjadi sejak awal mula Pendidikan di Indonesia didirikan, yaitu pada masa VOC. Dimana pada masa VOC pendidikannya bertujuan untuk mencetak tenaga kerja yang kompeten pada VOC.
Dari penyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum tradisional adalah kurikulum yang terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang mana peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata pelajaran serta mata pelajaran tersebut hanya dipelajari di kelas.