Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perpustakaan dan Kisah Kami

16 Maret 2023   06:26 Diperbarui: 16 Maret 2023   06:28 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi membaca di perpustakaan-photo by pixabay

Mengelola perpustakaan bisa dilakukan secara maksimal oleh pustakawan atau librarian. Namun, kami sama-sama masih awam dalam dua hal tersebut.

Kami memang punya pengalaman ke perpustakaan dan sedikit tahu prosedur pinjam meminjam buku. Namun, bukan berarti kami berdua bisa mengelolanya dengan tepat seperti yang dilakukan oleh pustakawan bukan?

Tulisan ini saya buat untuk berbagi sedikit mengenai dua pengalaman yang berbeda. Pertama, adalah pengalaman saya dengan perpustakaan pribadi atau lebih tepatnya koleksi buku yang saya punya. Kedua, adalah kisah lainnya yang akan dituliskan rekan saya mengenai perpustakaan yang dikelolanya. 

Kami berdua sepakat membagikan kisah kami ini untuk ditayangkan di Inspirasiana. Sebuah komunitas di Kompasiana yang peduli edukasi dan literasi. 

Baiklah, akan saya mulai kisah saya.

Berawal dari kebiasaan saya membaca buku sejak kecil, kini saya memiliki koleksi buku saya sendiri. Saat masih kecil, saya suka membaca buku koleksi sahabat saya. Milik tetangga sebelah rumah tepatnya. 

Masa berlalu, saya bertambah dewasa dan menyukai buku-buku. Herannya, saya selalu mendapati tempat saya tinggal di luar kota yang dekat dengan perpustakaan,  baik perpustakaan umum maupun perpustakaan lainnya. 

Saya suka mengunjungi perpustakaan karena di sana banyak buku menarik yang harganya tidak selalu terjangkau oleh kantong saya. Namun saya bisa membacanya secara gratis atau free. Pengetahuan saya pun bertambah dengan membaca buku.

Singkat cerita, saya mulai bekerja dan menghasilkan uang sendiri. Saya bisa membeli buku-buku yang saya suka, mengoleksinya hingga menjadi buku-buku dalam perpustakaan pribadi saya. 

Mengapa saya berani mengatakannya sebagai perpustakaan pribadi? Karena jumlah dan jenis bukunya yang sangat banyak dan beragam. Tak sedikit yang sudah saya berikan, baik pada teman dekat maupun perpustakaan umum. 

Saya suka membagikan foto cover buku koleksi saya di media sosial dan memberi label di buku bertajuk "ABy Online Library". Inilah awal mula saya menggunakan kata ABy sebagai penanda pada koleksi buku milik saya. 

Saya suka mendiskusikan isi buku yang teman-teman tanyakan di media sosial. Mengapa saya menyukai buku itu dan manfaat apa yang saya peroleh dari buku tersebut. Hal ini sudah berlangsung sangat lama. Saya dan teman-teman mendapatkan manfaatnya dari melihat koleksi buku tersebut. 

Nah, bagaimana jika kita ingin memperluas manfaat dari buku tersebut ke masyarakat luas? Tidak cukup hanya teman-teman dekat di sekitaran kita atau yang terhubung dengan kita. Ada baiknya kita simak kisah dari Mbak Nita yang berusaha mengelola perpustakaan di Boyolali.

Sekilas Informasi dari Taman Baca di Boyolali 

ilustrasi TB Inspirasiana-HOPE di Boyolali-sumber: galeri situs inspirasianakita.com
ilustrasi TB Inspirasiana-HOPE di Boyolali-sumber: galeri situs inspirasianakita.com
Taman baca yang berada di Boyolali belum bisa beroperasi secara optimal karena beberapa kendala. Sementara ini, buku-buku masih berada di salah satu rumah warga dan sekolah dasar negeri di daerah Ringinsari. 

Sekolah ini adalah sekolah yang meminjamkan salah satu ruangannya untuk layanan pendampingan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Walaupun demikian, buku-buku yang dikirimkan sahabat-sahabat Inspirasiana dan rekan-rekan komunitas literasi tetap berdaya guna.

Pengelolaan teknis taman baca masih perlu diperjuangkan hingga detik ini. Menanamkan budaya baca di lingkungan setempat menjadi sebuah tujuan penting. Bukan upaya mudah untuk mewujudkannya (walau sulit dan mudah, semua hanya ada dalam persepsi) melainkan apa yang telah dimulai tentu selayaknya dikerjakan hingga paripurna.

Memperjuangkan budaya baca menjadi  tujuan utama dari pengembangan taman baca yang berada di Boyolali. Hal-hal teknis lainnya akan menyesuaikan. Bagaimana memberikan stimulus sehingga minat baca menjadi berkembang inilah yang sedang diupayakan.

Melalui kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat komunitas yang telah memberikan perhatian dan kepeduliannya melalui donasi buku. Kami berharap apa yang telah dimulai akan terus berjalan konsisten hingga tujuan menanamkan minat baca dan menjadikan membaca serta literasi layaknya sebuah 'makanan' bagi kami semua.


Maturnuwun


Terima kasih

...

16 Maret 2023

Ditulis oleh ABy dan Nita Kris untuk Inspirasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun