Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbuat Baik Pun Berisiko

6 Oktober 2021   16:39 Diperbarui: 6 Oktober 2021   16:43 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari postwrap 

Kata-kata motivasi mungkin sudah basi untuk dihayati. Tampang saya lebih enak untuk di-bully. Oh, dirisak. 

Padahal sudah saya pasang dalam bentuk sekadar pemanis bukan untuk jual tampang. 

Namun, harus saya akui ini bagus juga buat introspeksi diri. Jangan jual tampang. 

Di sisi lain kadang kita memang terlalu genit untuk mengomentari hal yang tidak penting daripada yang lebih penting. Tidak berpikir lagi apa yang akan terjadi. Apakah bisa merusak perasaan?

Dalam hal ini, benarlah bahwa diam itu emas. Mungkin bisa lebih berharga. 

Mungkin itu sebabnya, telinga manusia ada dua dan mulut hanya satu. Artinya lebih baik banyak mendengar daripada berbicara. 

Hidup memang penuh risiko. Bahkan suatu perbuatan baik pun berisiko tidak baik. Bukan hanya buat orang lain, tetapi buat diri sendiri. 

Orang lain bisa salah mengerti dengan maksud baik yang ada, akibatnya merusak suasana hati kita. Akhirnya bisa berujung pada akibat yang sama. Kecewa. Sakit hati. 

Bayangkan. Sebuah perbuatan dengan  niat baik pun bisa mengakibatkan saling melukai. Liar biasa. 

Ketakdamaian hidup memang acap kali berawal dari kesalahpahaman. Terlalu banyak pertengkaran atau keributan akibat dari salah paham. 

Tentu kita jangan sampai terjebak dalam kondisi ini. Artinya saat berbuat baik harus siap menerima risiko dengan berlapang dada bila yang menerima tak menghargai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun