Ada kabar bahagia di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda negeri ini. Setelah 42 tahun tanpa adanya renovasi besar, Masjid Istiqlal akhirnya mendapat sentuhan renovasi signifikan yang mempercantik masjid ikon ibu kota Jakarta tersebut.
"Kami atas nama warga masyarakat, khususnya umat Islam, menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Presiden karena selama 42 tahun baru kali ini Masjid Istiqlal tersentuh renovasi besar-besaran," ujar Prof. Dr. Nasaruddin, Imam Besar Masjid Istiqlal.
Sang Imam Besar Masjid Istiqlal juga mengapresiasi dibangunnya Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral sebagai simbol toleransi antarumat beragama.Â
Berkat renovasi ini, masjid yang pada masa pendiriannya disebut sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara ini lebih ramah juga pada kaum difabel.Â
Fungsi Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral
Meski sempat mendapat kritik dari sejumlah warga pada awal perencanaannya, Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral akhirnya tetap dibangun.
Sejatinya fungsi Terowongan Silaturahim ini bukan hanya sebagai penghubung dua rumah ibadah, tetapi juga sebagai ikon toleransi yang selama ini telah terjalin di antara warga bangsa Indonesia.
Friedrich Silaban, Anak Pendeta yang Jadi Arsitek Istiqlal
Adalah Friedrich Silaban, anak pendeta yang menjadi arsitek Masjid Istiqlal. Friedrich Silaban lahir di Bonandolok, Sumatera Utara memenangkan sayembara desain Masjid Istiqlal pada tahun 1955. Ketua panitia sayembara pada 1955 itu adalah Presiden Ir Soekarno.