Mohon tunggu...
Insan kamil
Insan kamil Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Penulis muda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lara Tak Berkesudahan

18 September 2019   23:08 Diperbarui: 19 September 2019   15:48 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seperti halnya rutinitas setiap tahun kaka kelas dua belas melaksanakan ujian sekolah dan ujian nasional dan pasti adik kelasnya kelas sepuluh dan kelas sebelas libur atau makna konotasinya belajar dirumah.

pada saat itu aku baru saja menginjak dibangku kelas sepuluh alangkah bahagianya aku ketika mendapat surat edaran pelaksanaan UASBN(ujian akhir sekolah berstandar Nasional) dan UNBK (ujian nasional berbasis komputer) untuk kelas dua belas oleh karena itu kami kelas sepuluh dan kelas sebelas diliburkan.

Saat liburan seperti ini biasanya aku hanya diam dirumah dengan kegabutan(kondisi dimana sudah merasa bosan) tetapi liburan kali ini beda.Pada hari kedua liburan, alangkah senangnya diriku karena aku menjemput tanteku disebuah bandara yang sangat terkenal di kota kembang, tanteku datang dari kota yang jauh yaitu kota yang berjuluk kota seribu deli kota yang sangat terkenal di sumatera utara.saat pengumuman kedatangan pesawat yang datang dari bandara terbesar ke dua di indonesia, alangkah bahagianya keluarga kami karena dapat bertemu sosok kakak dari ibuku yang sudah sepuluh tahun tidak bertemu, kami semua disitu berbahagia dan terharu.

Setelah menjemput tanteku dari bandara kami langsung bergegas ke sebuah rumah makan untuk menyantap makanan sembari kami bergegas kerumah nenekku hingga akhirnya kami sampai di rumah nenek pada sore hari.


Alangkah senangnya nenekku bertemu dengan anaknya tercinta setelah sekian lama terpisahkan antar pulau,dengan keadaan nenekku yang sedang sakit sepintas nenekku seperti orang yang sehat karena sangat senang .Matahari sudah terbenam aku dan ibuku pulang ke rumah karena kami tidak membawa perbekalan.

Keeseokan harinya kami pergi ke kota kembang untuk mengajak tanteku berkeliling kota kembang alangkah senangnya diriku karena liburan ku benar benar liburan,setelah dari kota kembang kami bergegas untuk kembali kerumah nenekku sembari ke rumah ku dulu untuk membawa bekal untuk menginap dirumah nenekku.

Saat menginap dirumah nenek aku sangat bahagia karena bisa menikmati udara yang bersih,indahnya sawah dan gunung, disini juga aku dapat bermain dengan sepupu sepupuku dengan bermain permainan tradisional seperti jaman aku saat masih kecil.

Kemudian esok lusa kami merencanakan untuk liburan ke sebuah bukit yang sangat indah terdapat batu batu yang berjejer, dan mendengar berita itu dari ibuku aku sangat senang karena liburanku benar benar berkesan.

Saat esoknya akan berangkat aku bersiap siap tidur dikamar depan rumah nenek aku tidur dengan sepupuku pada pukul 21.00 dengan penuh harapan aku akan pergi kesana namun takdir berkata lain, pada saat aku tertidur pulas aku merasakan mimpi aneh mendengar suara tangisan,ternyata oh ternyata aku dibangunkan oleh ibuku pada pukul 1.00 dini hari,ibuku berkata dengan suara serak karena menangis
"A (pangillan ibuku kepada ku) bangun nenek sudah pulang".
Lalu mendengar ibuku berkata kepada ku sepupuku pun ikut terbangun.
Alangkah terkejutnya diriku ketika melihat sesosok nenekku sudah terbujur kaku di ruang tengah rumah nenekku.

Aku kemudian berbicara kepada sepupuku ;
"Wahai adikku apakah aku sedang bermipi?"
Lalu sepupuku menjawab
"Tidak kakak nenek memang sudah pulang."
"Aww kataku karena aku sakit dicubit oleh sepupuku."
"Tuh kan aku tidak berbohong(kata sepupuku)."

Disitu aku hanya bisa diam dan berdoa karena aku tidak percaya dengan ini,semua saudara berkumpul dengan kesedihan yang begitu dalam. kemudian aku dan sepupuku di suruh oleh ibuku untuk melantukan ayat suci al-qur'an disamping sosok nenekku yang sudah terbujur kaku, tetapi aku hanya bisa melantunkan ayat sedikit karena aku tidak kuat dengan perasaan ku yang sedang campur aduk,lalu aku bergegas ke kamar aku hanya bisa menangis diatas kasur karena kepergian sosok nenek yang aku cintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun