Menurut penulis, pencegahan ini sudah cukup berlapis dan mungkin membuat orang berpikir dua, tiga kali sebelum berangkat mudik.
Yang dibutuhkan saat ini adalah konsistensi dari regulator dan kepatuhan semua operator seluler mengikuti regulasi karena bagaimana pun solusi ini pasti akan berdampak pada penghasilan operator seluler. Namun ini sifatnya hanya sementara sampai pandemi CoViD-19 ini berangsur-angsur mereda.Â
Secara penghasilan, operator seluler sebenarnya telah mendapatkan kompensasi secara tidak langsung dari melonjaknya penggunaan kuota karena kebijakan WFH (Work from Home) dan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).
Meskipun beberapa operator seluler telah melakukan kebijakan CSR (Corporate Social Responsibility) dengan memberikan tambahan kuota gratis khususnya untuk institusi pendidikan, kesehatan dan pemerintahan.
Sebenarnya selain solusi menonaktifkan roaming sistem seluler untuk mencegah mudik ini, ada juga solusi untuk mencegah warga masyarakat ke luar rumah (#DiRumahAja).
Caranya adalah pengguna seluler hanya bisa menggunakan telepon selulernya (untuk suara maupun data/internet) jika berada dalam area BTS (Base Transceiver Station) terdekat rumahnya (bisa ditangani oleh lebih satu dari BTS, umumnya tiga BTS).Â
Jika keluar (handover) dari BTS-BTS tersebut, secara otomatis layanan tidak dapat digunakan (dinonaktifkan). Telepon seluler mungkin saja mendapatkan sinyal dari BTS operator seluler di luar homebase BTS penggunanya, namun secara logical layanan tidak dapat digunakan.
Agar tidak salah menentukan BTS mana yang meng-cover dan melayani rumah seorang pelanggan seluler, maka secara teknis dibutuhkan identifikasi dan verifikasi. Salah satu caranya adalah dengan mengetahui informasi IMEI, LAC, Cell ID dan/atau menggunakan teknologi GPS.Â
Namun khusus untuk solusi menonaktifkan handover homebase BTS di masa pandemi CoViD-19 ini buat operator seluler dengan pelanggan puluhan juta bahkan ratusan juta tentu bukan sesuatu yang mudah dan bisa cepat dilakukan. Dibutuhkan perancangan jaringan dan aplikasi serta resources (waktu, tenaga, biaya) yang besar.Â
Solusi ini cukup sebagai solusi masa depan jika di kemudian hari dengan alasan tertentu pemerintah meminta warga masyarakat untuk tetap di rumah. Operator seluler bisa mulai memikirkan membuat aplikasi yang dapat menonaktifkan layanan seluler jika keluar dari homebase BTS.
Sehingga ketika dibutuhkan, operator seluler cukup mengubah mode "mobile cellular" menjadi "fixed cellular", misalnya. Namun sekali lagi, dibutuhkan konsistensi dari regulator dan kepatuhan dari seluruh operator seluler agar solusi ini bisa diterapkan.