Mohon tunggu...
INS Saputra
INS Saputra Mohon Tunggu... Penulis - Profesional IT, praktisi, pengamat.

Profesional IT, praktisi, pengamat.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama FEATURED

Solusi IT untuk Mencegah Mudik

14 Mei 2020   16:16 Diperbarui: 23 April 2021   06:30 1772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas memeriksa kendaraan roda empat di Jalan tol Jakarta - Cikampek Km 47, Karawang, Jawa Barat, Rabu (6/5/2020). Penyekatan akses transportasi di tol Jakarta - Cikampek tersebut sebagai tindak lanjut kebijakan larangan mudik dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/foc.(ANTARA FOTO/Muhamad Ibnu Chazar)

Menurut penulis, pencegahan ini sudah cukup berlapis dan mungkin membuat orang berpikir dua, tiga kali sebelum berangkat mudik.

Yang dibutuhkan saat ini adalah konsistensi dari regulator dan kepatuhan semua operator seluler mengikuti regulasi karena bagaimana pun solusi ini pasti akan berdampak pada penghasilan operator seluler. Namun ini sifatnya hanya sementara sampai pandemi CoViD-19 ini berangsur-angsur mereda. 

Secara penghasilan, operator seluler sebenarnya telah mendapatkan kompensasi secara tidak langsung dari melonjaknya penggunaan kuota karena kebijakan WFH (Work from Home) dan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).

Meskipun beberapa operator seluler telah melakukan kebijakan CSR (Corporate Social Responsibility) dengan memberikan tambahan kuota gratis khususnya untuk institusi pendidikan, kesehatan dan pemerintahan.

Sebenarnya selain solusi menonaktifkan roaming sistem seluler untuk mencegah mudik ini, ada juga solusi untuk mencegah warga masyarakat ke luar rumah (#DiRumahAja).

Caranya adalah pengguna seluler hanya bisa menggunakan telepon selulernya (untuk suara maupun data/internet) jika berada dalam area BTS (Base Transceiver Station) terdekat rumahnya (bisa ditangani oleh lebih satu dari BTS, umumnya tiga BTS). 

Jika keluar (handover) dari BTS-BTS tersebut, secara otomatis layanan tidak dapat digunakan (dinonaktifkan). Telepon seluler mungkin saja mendapatkan sinyal dari BTS operator seluler di luar homebase BTS penggunanya, namun secara logical layanan tidak dapat digunakan.

Agar tidak salah menentukan BTS mana yang meng-cover dan melayani rumah seorang pelanggan seluler, maka secara teknis dibutuhkan identifikasi dan verifikasi. Salah satu caranya adalah dengan mengetahui informasi IMEI, LAC, Cell ID dan/atau menggunakan teknologi GPS. 

Namun khusus untuk solusi menonaktifkan handover homebase BTS di masa pandemi CoViD-19 ini buat operator seluler dengan pelanggan puluhan juta bahkan ratusan juta tentu bukan sesuatu yang mudah dan bisa cepat dilakukan. Dibutuhkan perancangan jaringan dan aplikasi serta resources (waktu, tenaga, biaya) yang besar. 

Solusi ini cukup sebagai solusi masa depan jika di kemudian hari dengan alasan tertentu pemerintah meminta warga masyarakat untuk tetap di rumah. Operator seluler bisa mulai memikirkan membuat aplikasi yang dapat menonaktifkan layanan seluler jika keluar dari homebase BTS.

Sehingga ketika dibutuhkan, operator seluler cukup mengubah mode "mobile cellular" menjadi "fixed cellular", misalnya. Namun sekali lagi, dibutuhkan konsistensi dari regulator dan kepatuhan dari seluruh operator seluler agar solusi ini bisa diterapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun