Efektifkah ini?
Jika sanksinya dapat diterapkan secara tegas dan konsisten, mungkin saja larangan mudik ini akan efektif dan mampu membuat efek jera atau setidak-tidaknya warga masyarakat berpikir dua, tiga kali jika ingin tetap bersikeras mudik.
Namun karakteristik umum warga masyarakat kita pada dasarnya selalu dan suka mencari celah untuk menyiasati dan mengelabuhi aturan yang ada. Bahkan di masyarakat luas ada semacam idiom atau ungkapan yang menyatakan bahwa "aturan ada untuk dilanggar".Â
Pada umumnya warga masyarakat (meskipun tidak semuanya) akan melanggar aturan yang ada sampai benar-benar tidak ada celah untuk melanggar.
Contoh: aturan yang melarang sepeda motor ngebut di jalan tidak akan diindahkan sampai di jalan dipasang polisi tidur, aturan sepeda motor dilarang naik ke trotoar tetap dilanggar sampai di trotoar dipasang penghalang sepeda motor, dan aturan pejalan kaki dilarang menyeberang jalan (karena sudah ada jembatan penyeberangan) tetap dilanggar sampai dipasang pembatas jalan diantara dua jalur.Â
Ini adalah karakteristik umum, bahkan boleh disebut budaya orang Indonesia, warga +62 (mengacu pada kode telepon internasional Indonesia).
Lalu adakah solusi yang efektif untuk memastikan larangan mudik ini dipatuhi warga masyarakat?
Sebelum mencari solusi yang tepat dan efektif untuk melarang warga masyarakat mudik, kita bisa lihat kembali contoh cerita sukses mantan direktur utama PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan tentang pengaturan penumpang dan sistem pada kereta rel listrik (KRL), khususnya di Jabodetabek.Â
Sebelum menjadi sistem transportasi modern seperti sekarang ini, penumpang KRL Jabodetabek sangat sulit diatur.Â
Banyak pelanggaran dilakukan oleh penumpang KRL seperti tidak membeli tiket, duduk-duduk di lantai gerbong, berdiri di antara celah gerbong, bergelantungan di pintu dan kaca marsinis, bahkan sampai naik ke atap gerbong.Â
Khusus untuk penumpang yang naik ke atap gerbong kereta, berbagai cara telah dilakukan untuk menertibkannya mulai dari memasang paku dan menuangkan oli di atap gerbong, memasang kawat berduri di stasiun-stasiun, menyemprotkan cat warna, memasang bola-bola besi, memasang palang pintu koboi sampai mengerahkan anjing pelacak di beberapa stasiun.