"These vile, misogynistic views are not innate, they are learned"
BBC---Adolescence: Girls Weren't treated like they human
Baru-baru ini panggung sinema disuguhkan dengan film ciamik bergenre psychological crime Adolescence yang disutradarai oleh Philip Barantini sukses berada di peringkat teratas Netflix! Meraup kepopuleran dengan jumlah fantastis 66,3 juta penonton, dari sejak penayangan pertama! Dengan memadukan teknik one long take---no cut, artinya pengambilan video dilakukan beruntun tanpa jeda! Tanpa putus! Teknik yang mampu menguras emosi dan penonton turut merasakan situasi yang mencekam, itulah yang membuat film Adolescence dibanjiri komentar positif. Film besutan barantini  ini berlatar coming-of age membuka mata penonton untuk memahami peliknya pertumbuhan remaja masa kini yang tidak dapat dikomparasikan dengan kehidupan remaja pada fase generasi sebelumnya. Perilaku mereka yang mencekam membuka tabir betapa luasnya set kehidupan virtual yang mengerikan dengan beban tantangan yang berbeda serta diliputi kekhawatiran yang tak terlihat.
"Dahulu orang tua takut melihat anaknya terlalu lama bermain di luar, kini orang tua perlu mewaspadai pergerakan anak, alih-alih terlihat aman di dalam rumah tampaknya  mereka membutuhkan pertolongan  serius saat berselancar di media sosial yang tak terlihat"
Selintas mengenai film adolescence serial terbatas dengan 4 episode yang menyertai, mengisahkan sosok anak laki-laki berusia 13 tahun bernama Jamie yang  menjadi tersangka utama dalam kasus pembunuhan teman sekelas perempuannya  bernama Katie. Polisi berusaha mencari tahu motif dibalik pembunuhan itu dan menemukan lembaran fakta dinamisme dunia maya. Uniknya keempat episode ini  menampilkan ada kegagalan dalam suatu sistem yang dikemas melalui sudut pandang yang berbeda, mulai dari sudut pandang sang anak sebagai pembunuh, psikologi, dan aparat keamanan yang harus berasas Independen, juga sudut pandang batin dari pola asuh orang tua. Film ini mampu menjahit fragmen perasaan kalut dari setiap peran tokohnya.Â
Kisah bermula ketika sekelompok polisi melakukan investigasi di sekolah, mereka menemukan kemungkinan motif pembunuhan yang dilakukan oleh tokoh utama---Jamie adalah akibat dari radikalisme Incel dan Monosphere, sebuah pandangan populer yang tengah diperbincangkan oleh para siswa. Adam, siswa yang memberikan kesaksiannya mengatakan kasus ini bukan sekadar pembunuhan semata, Pengulangan istilah seperti redpill, bluepill, heart emoticon, serta aturan 80/20 rules of dating yang diungkapkan oleh Adam adalah bahasa dari komunitas Incel dan Monosphere---dua kata yang terdengar asing, lalu mengapa istilah itu dinilai radikal?
Incel dan Monosphere
Radikalisme tidak lepas dari pemberontakan dan kekerasan, sejatinya komunitas Incel  jauh dari stereotype radikal dan motif keberadaanya serupa dengan platform bumble dan tinder. Mula-mula incel adalah komunitas daring yang didirikan oleh Alana (1997) bertujuan sebagai jejaring support system inklusif bagi perempuan dan laki-laki yang merasa kesepian atau acap kali dikenal dengan istilah Jones. Tepat 3 tahun selepas itu Alana meninggalkan komunitas Incel yang didirikannya karena sudah memiliki pasangan. Rupanya misi mulia Incel ternodai dengan mulai tersebar paham-paham misogini yang ekstrimis di kalangan anggota dan perlahan menunjukkan adanya pola radikalisme. Hal ini terjadi 15 tahun setelahnya, ketika komunitas incel berada di bawah pengawasan Elliot Rodgers. Elliot Rodgers meracuni anggota Incel dengan manifestonya yang berjudul "My Twisted World: The Story of Elliot Rodgers---Manifesto yang dipenuhi rasa benci terhadap perempuan, rasa benci yang membawa pada gerakan radikal misoginis dan anti---feminisme. Dalam manifestonya Elliot Rodgers memiliki beban masalah yang besar, menuangkan rasa frustasi seksual karena ketidakmampuannya untuk mendapatkan pasangan hingga dirinya seringkali melakukan  violence fantasy. Sedikit kutipan dari manifesto yang Elliot Rodgers;
"The ultimate evils behind sexuality is the human female. The most beautiful women chose male with the most brutal of men. Women have more power in human society than they deserve all because of sex. Women are incapable of having morals or thinking rationally. Women are vicious, evil, barbaric animals, and they need to be treated as such".
Merujuk pada pengertian secara definitif Incel (Involuntary Celibate) adalah ideologi politik ekstrem yang didasari oleh sentimen misoginis dan supremasi kulit putih  (Zimmerman, et al. 2018). Incel didasari pemikiran yang serupa dengan ideologi marxisme yang melihat kelompoknya sebagai kaum tertindas.  Lalu bagaimana Incel berubah menjadi gerakan terorisme?Â