Zande adalah pohon terlarang yang tumbuh bebas di hutan di wilayah desa Kerirea, kecamatan Nangapanda, Ende, Flores, NTT. Cerita tentang pohon terlarang ini, mungkin akan berbeda dengan cerita dalam Kitab Suci tentang buah terlarang di taman Eden. Buah terlarang dalam cerita Kitab Suci tentu tidak dihasilkan dari pohon terlarang itu.
Zande, nama itu dikenal umum oleh masyarakat suku Paumere. Namun nama itu memiliki pasangan kata kerjanya sendiri Zande para, yang berarti terkena goresan entah pohon atau daun dari pohon terlarang itu.
Tentu menarik bahwa fenomena kata benda dan pasangan kata kerja itu ada juga dalam bahasa Jerman. Kata benda umumnya memiliki pasangan kata kerjanya sendiri, sebagai misalnya Entscheidung treffen, atau mengambil keputusan. Nah, demikian juga terkait dengan fenomena Zande para.
Mengapa Zande disebut sebagai pohon terlarang?
Dari mana asal nama itu, tidak ada yang tahu dengan persis kecuali bahwa masyarakat suku Paumere menamakan pohon itu sebagai pohon Zande. Zande disebut sebagai pohon terlarang oleh karena efek yang diperoleh manusia atau binatang ketika secara tidak sengaja bersentuhan entah pohon atau daunnya.
Efek yang menakutkan adalah rasa sakit, pedas dan gatal-gatal yang berkepanjangan. Bahkan orang yang pernah bersentuhan dengan pohon Zande, masih juga merasakan sakitnya sampai lebih dari satu bulan.Â
Apalagi pada tempat yang terkena secara langsung itu terkena zat cair, seperti air, bahkan kalau berkeringat pun, maka rasa pedasnya bisa muncul kembali.
Tidak main-main pedasnya. Saya pernah sekali mengalami pedasnya karena tersentuh daun Zande. Rasa sakit dan pedasnya jauh lebih pedas daripada pedasnya cabe yang terkena pada kulit tangan.Â
Pada binatang seperti anjing pun, terlihat dampaknya pada bagian yang terkena sentuhan Zande, bisa sangat berbeda, kulit terkelupas seperti terbakar. Ya, bahkan seperti pada bagian khusus yang bulu anjing itu terbakar atau dicukur.Â
Pengalaman demi pengalaman dari banyak orang, hingga pohon Zande itu dikenal sebagai pohon terlarang. Sekurang-kurangnya pohon Zande itu terkenal di kalangan masyarakat suku Paumere.
Hal yang tidak enak bahwa sakit berkepanjangan, rasa sakit hilang sebentar lalu bisa juga muncul kembali. Bahkan sampai dengan saat ini, belum ada obat untuk mengatasinya.