Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Janda Desa, Perempuan yang Punya Anak Sarjana

22 April 2021   16:59 Diperbarui: 22 April 2021   17:59 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Janda desa yang punya anak sarjana diambil dari finansialku.com

Mereka belajar hidup sama seperti para petani lainnya, pagi-pagi ke kebun, menanam padi dan tanaman umur panjang lainnya. Mereka punya kebun cabe yang bisa dijual seminggu sekali. Punya sedikit kebun kemiri, cengkeh, kopi, merica, vanili, dan lain sebagainya.

Kekuatan mereka rupanya adalah bekerja dengan pikiran yang sehat karena bisa menerima kenyataan sendiri sebagaimana orang lainnya yang juga sendiri.

3. Menggunakan manajemen sederhana "yang penting selalu ada sisa untuk anak sekolah"

Mereka tidak punya pelajaran tentang manajemen keuangan keluarga, tetapi mereka tahu menyimpan uang untuk anak sekolah dan belanja rumah tangga.

Prinsip mereka sederhana, prioritas mereka juga jelas. Belanja kebutuhan hidup boleh-boleh saja, perhiasan bisa juga dibeli, namun simpanan untuk anak sekolah adalah suatu keharusan.

4. Oleh karena sebatang kara, maka kesadaran untuk menjaga kesehatan menjadi lebih tinggi

Pikiran sederhana dari janda di desa-desa itu sungguh membanggakan. Mereka memikirkan kesehatan mereka sebagai hal utama karena hanya jika sehat, maka segala urusan terkait hidup dan masa depan anak-anak mereka akan berjalan lancar.

Ada semacam suatu ketakutan yang positif dalam hal ini. Kesadaran akan sebatang kara, memampukan mereka selalu waspada dalam menjaga kesehatan mereka secara pribadi.

Sungguh mengharukan kalau tiba-tiba kebetulan berkunjung ke rumah mereka. Pereka menggantungkan pada dinding rumah mereka sebuah foto bersama anak-anak mereka yang mengenakan toga sarjana.

Ya, sebuah toga sejarah tentang riwayat perjuangan sang janda yang sebatang kara di pelosok desa. Tidak pernah terkenal sebagai di dunia perfilman bagai sang janda kaya yang arogan.

Mereka tampak sederhana, ulet dan setia. Bekerja dan berdoa adalah moto keseharian hidup mereka. Bahkan jauh lebih mengharukan lagi, ada juga kisah janda di desa yang berani menyerahkan anak mereka untuk hidup menurut panggilan mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun