Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Biryani, Masakan Khas India

18 April 2021   02:27 Diperbarui: 18 April 2021   04:58 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi oleh Ino

Ada juga keyakinan yang muncul bersamaan saat ini, bahwa ternyata Tuhan menciptakan segala sesuatu itu baik adanya. Ada banyak sekali misteri ciptaan-Nya yang belum disingkap akal dan pengetahuan manusia

Akhir pekan musim semi, terasa menampakkan wajah yang lain saat membaca catatan kecil di papan pengumuman rumah komunitas tentang seorang teman yang digelari dengan Tomy Kocht Institut (TKI). Nama itu diberikan kepada seorang teman asal Kerala, India karena keterampilannya dalam memasak makanan khas India. 

Tentu bukan nama sebenarnya, nama itu muncul di awal Maret 2020, ketika Institut yang merilis jumlah terinfeksi Covid-19 di Jerman itu bernama Robert Koch Institut (RKI). 

Sejak waktu itu, nama RKI diubah oleh teman-teman untuk teman kami yang rajin memasak itu dengan Tomy Kocht Institut atau Institut Masakan Tomy. 

Alasannya sederhana, antara koch dan kocht terdengar kemiripan bunyi. Kocht berarti memasak, kata kerja untuk orang ketiga. Tentu berbeda dengan Koch yang di Jerman dikenal sebagai nama famili, nama panggilan resmi mereka umumnya. 

Hari ini, TKI kembali beraksi dengan keterampilan masakan khas Kerala, India. Meskipun hari masak yang direncanakan adalah hari ini, namun saya sudah melihatnya sibuk menyiapkan bahan masakannya sejak dari hari kemarin. Ia pergi membeli bumbu-bumbu dan bahan masakan yang diperlukan. 

Bahannya sebenarnya sederhana sekali, paha ayam sejumlah anggota rumah tentunya, lalu beras untuk dimasak nasi. Selain beras dan daging ayam, ia mesti ke tokoh India atau tokoh Asia untuk membeli beberapa bumbu khas untuk masakan Biryani.

Nama Biryani bagi saya terdengar mirip dengan seseorang di Indonesia, ya mirip seperti Bu Yani, dan lain sebagainya. Nah, itu guyonan kami hari ini ketika ia sedang sibuk memasak. 

Tentu biasa untuk orang Asia, jika dua tiga orang berkumpul selalu seru dengan cerita dan musik. Memasak masakan khas di dapur memang sungguh bisa dinikmati karena di sana musik India, lagu apa saja bisa diminta untuk didengar. Seru sih berteman dengan orang-orang India. 

Meracik bumbu untuk masakan Biryani sambil mendengar kuch, kuch hota hai atau etwas, etwas geschieht  atau something, something is happening benar-benar menjadi cerita indah di akhir pekan musim semi kali ini. Spontan Tomy juga bertanya ingin tahu lagu apa dari Indonesia yang seru untuk didengar dan bisa membuat suasana berubah penuh sukacita. 

Saya langsung ingat lagu Gemu Fa Mi Re dari tanah kelahiran. Saya lalu mengajak teman India lainnya untuk menari khas Gemu Fa Mi Re di dapur. Gila gak, kalau tiba-tiba, datang teman orang Belanda atau orang Jerman melihat sukacita orang Asia seperti itu, memasak sambil menari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun