Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Resign? Oh No, You Are My Hand, Batal Kok Bisa?

11 Maret 2021   17:17 Diperbarui: 12 Maret 2021   22:46 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada bagian bawah dari ikon salib Yesus itu tertulis: You are my hand. Teman itu, entah kenapa, saat itu, ia diliputi rasa haru. Ia terdiam sebentar. Air matanya mengalir tidak tertahankan. Sekali lagi entah mengapa? You are my hand...you are my hand. Mereka berdiri di depan ikon dan tulisan itu, lalu hening untuk berdoa. Tuhan, pakailah aku, seturut kehendak-Mu. 

Pengalaman pribadi teman saya hari ini, bagi saya secara pribadi adalah jawaban atas pertanyaan saya. Pertanyaan yang pernah singgah dalam ingatan dan pikiran saya, lalu kemudian larut begitu saja selama dua tahun. You are my hand, apa sih artinya bagi saya:

Ada 3 makna yang bisa saya bagikan sejauh pemahaman pribadi saya tentang you are my hand:

1. You are my hand sebagai ungkapan kepercayaan

Dua tahun lalu saya berhadapan dengan krisis terkait job. Tugas dan tanggung jawab untuk mendampingi calon orang asing itu sungguh tugas yang tidak mudah. Latar belakang perbedaan pemahaman, selalu saja menjadi ajang diskusi yang tidak pernah berakhir. Benturan budaya Asia dan logika berpikir rasional Barat sering melahirkan percikan api yang panas. 

Dua tahun lalu saya sempat berpikir, ya...saya akhiri job ini dengan Resign. Saya berpikir, Resign adalah jalan terbaik untuk mengakhiri semua diskusi dan pertaruhan gagasan tentang formasi Ausbildung waktu itu. Ketika pikiran saya begitu mudah diseret kepada Resign sebagai solusi terbaik, saya berjumpa dengan gambar tentang you are my hand. 

Kata-kata you are my hand, begitu kuat bergema dalam ingatan dan pikiran saya. Bahkan menjadi teman dialog pribadi dalam ruang imajinasiku sendiri. 

Berkali-kali, saat saya berpikir untuk Resign, gema kata-kata you are my hand, terasa begitu kuat dan kencang lagi. Saya akhirnya bertahan dengan posisi sebelumnya, oleh karena kekuatan kata-kata you are my hand yang terus mengisi pikiran dan menguatkan perjalanan tugas saya. Sekarang saya tahu, you are my hand adalah kata-kata kepercayaan yang bermakna agar saya terus belajar memimpin di tengah kesulitan. 

2. You are my hand sebagai undangan untuk melengkapi kekurangan

Pada sisi yang lain saya memaknai ikon salib dengan sebelah tangan dan kata-kata  you are my hand sebagai sebuah undangan untuk melengkapi kekurangan. 

Umumnya seseorang mudah sekali melihat kekurangan orang lain, namun sangat jarang bahwa orang mau menanggapi undangan untuk melengkapi kekurangan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun