Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tiwu Awu Vs The Best Value Places to Visit in The World

21 Februari 2021   05:57 Diperbarui: 23 Februari 2021   15:50 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak hanya tumbuh gairah untuk menulis tentang wisata batu berwarna atau batu hijau disana, semestinya ada objek wisata lainnya yang jauh lebih bersejarah dan indah. Saya kecewa dan bertanya, mengapa orang hanya mengenal batu hijau, padahal di sana ada juga wisata air terjun Tiwu Awu dengan cerita tentang wajah-wajah manusia pada dinding-dinding batu alam itu. Oh tidak, saya harus menulis itu dari sekarang.

Tiwu Awu itu dari bahasa Ende berarti Air debu" atau Air yang mengandung debu. Tiwu Awu terletak Antara Desa Kerirea dan Ndetu Waru, wilayah dari kecamatan Nangapanda, kabupaten Ende. Tidak jauh dari akses jalan desa sekitar 2 km.

Tiwu Awu itu adalah ases air terjun satu-satunya yang terbesar dan bersejarah di Kecamatan Nangapanda bahkan mungkin di Kabupaten Ende, cuma belum terlalu diperkenalkan. Tinggi air terjun itu sekitar 150 meter. Keunikannya adalah di tengah-tengah kolam (tiwu) ada tiga batu yang berdiri tegak di tengah-tengah serupa batu tungku.

Air dari ketinggian 150 meter jatuh persis di tengah tiga batu itu dan anehnya dari kolam itu, air memancar keluar sendiri menuju ke kolam berikutnya yang dikenal Tiwu Tenda. Itu pemandangan pada saat banjir.

Dari kejauhan terdengar seperti gelombang laut yang sesekali pecah dan kembali meredah. Di depan kolam itu tampak seperti sebuah pelataran dari batu alam seperti tempat duduk. Batu alam yang serupa tempat duduk itu tidak cuma satu tetapi mungkin lebih dari 10 tempat duduk. Kalau kita berdiri dari pelataran itu kita akan menikmati percikan air dari tungku batu di kolam inti.

Kadang kita merasakan tiupan angin kencang lalu meredah dan tenang. Kita bisa mendengar siulan beraneka burung di sana. Di sisi sebelah kanan pada dinding batu tampak jelas sekali sebuah gua. Gua itu mempunyai kedalaman yang belum terukur cuma orang dulu percaya bahwa gua itu tersambung sampai ke wilayah desa lainnya. Tempat itu sungguh indah dan memiliki aura mistik yang luar biasa.

Di sana ada warisan cerita tentang Sawijawa dan Embe Zero. Cerita ini terhubung dengan cerita tentang kehancuran kampung Mbari atau Nua Mbari. Anda bisa membaca mengenai misteri kampung Mbari itu dari tulisan saya sebelumnya: Membongkar Misteri Kampung Mbari (Nua Tenda Zimarua) - Kompasiana.com

Saya membayangkan bahwa suatu ketika aset wisata di kecamatan Nangapanda, tidak hanya batu hijau, tetapi juga Nua Mbari dan Tiwu Awu, tetapi juga beberapa objek lainnya seperti rumah adat Suku Paumere, Tiwu Ape, Tiwu Jara, Tiwu Zera Ura.

Ya, saya berterima kasih bahwa melalui Kompasiana saya memiliki kesempatan untuk menulis dan memperkenalkan keindahan alam yang ada tentu tidak hanya di tempat kelahiran saya, tetapi bisa di mana saja di Indonesia. Indonesia, negeri yang indah dan kaya, yang sangat kaya dengan segala keindahan alamnya.

Apa artinya suatu keindahan alam, jika tanpa ada orang yang menulis dan bercerita tentang keagungan karya ciptaan Tuhan. Saya percaya, menulis dan bercerita tentang keindahan alam itu, cepat atau lambat akan mendatangkan rasa syukur yang tiada akhirnya kepada Tuhan. Kekaguman karya Tuhan, tidak bisa dinyatakan, kalau kita sendiri tidak pernah buka mata untuk melihat dan bercerita.

Ini cerita nyata dari kampung halaman, yang mulai ditulis hanya karena saya pernah melihat orang lain menulis dengan salah nama objek wisata di tempat kelahiran saya. Saya ingin keindahan alam tanah air Indonesia semakin dikenal dunia, dikenal dengan baik dan benar karena anak bangsa pernah menulis tentang dirinya, maaf bukan kata orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun