Mohon tunggu...
inna dalilah
inna dalilah Mohon Tunggu... Guru - Kepsek SDN 16 Singkawang

travelling, punya beberapa buku pribadi dan antalogi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Air Mata Si Guru Penggerak

28 Januari 2023   14:01 Diperbarui: 28 Januari 2023   14:07 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

AIRMATA SI GURU PENGGERAK

Dari jauh terlihat sahabatku sedang berbicara dengan Bu Sri  sambil sesekali menyeka airmatanya. Apa gerangan yang mereka bicarakan sehingga sahabatku itu menangis tersedu-sedu. Rasa penasaran yang menggumpal membuat aku langsung melangkahkan kaki menghampiri mereka. Dengan sopan kutanya apa yang terjadi. Ternyata terbetik berita kalau Ira akan diangkat menjadi seorang pengawas. Baru setahun dia menjadi kepala sekolah, dan belum kering rasa duka yang melanda jiwanya karena dia memang masih tergolong muda dan masih belum siap untuk menjadi seorang pemimpin, kini  harus menghadapi kenyataan kalau dia akan dijadikan seorang pengawas pembina yang nantinya harus berhadapan dengan kepala sekolah yang jauh lebih senior dan lebih pengalaman darinya.

"Saya tidak mau menjadi pengawas bu, saya belum siap," tangis Ira sambil sesekali menyeka airmatanya yang meluncur deras dari tadi.

"Tapi kamu tidak bisa mengelak Ra, itu sudah ketentuan dari atasan. Pak Yudi sudah berupaya untuk memilih kepala sekolah yang lebih senior dan berpengalaman untuk dijadikan pengawas, tapi aturan dari pusat tidak bisa dilanggar. Untuk menjadi kepala sekolah atau pengawas haruslah dari Guru Penggerak".

Ira hanya bisa tertunduk diam. Lagi-lagi air matanya jatuh bak air bah yang membanjiri pipinya.

"Tapi saya belum siap bu, jadi kepala sekolah saja baru setahun. Saya belum punya pengalaman yang banyak dalam memimpin,  apalagi mau membina kepala sekolah," berkata Ira disela sedu sedannya.

"Saya paham. Jalani saja apa yang sudah diputuskan oleh atasan kita. Ada Iwan dan Lisa yang juga akan diangkat menjadi pengawas. Mereka juga sama sepertimu, baru setahun diangkat menjadi kepala sekolah, bahkan Lisa belum pernah sama sekali merasakan menjadi seorang kepala sekolah, langsung diangkat menjadi pengawas. Semua karena kalian adalah lulusan Program Guru Penggerak yang memang disiapkan untuk menjadi kepala sekolah dan pengawas." tutur bu Sri sambil mengelus bahu Ira.

Aku terkesima mendengar penuturan ibu Sri. Sebegitu hebatkah seorang guru penggerak hingga ia bisa langsung menjadi seorang pengawas pembina, tanpa mempertimbangkan kesiapan mentalnya? Meski diakui untuk menjadi seorang guru penggerak perlu kecerdasan yang tinggi. 

Guru Penggerak harus lulus seleksi dan mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak. Program ini akan menciptakan guru penggerak yang dapat mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara mandiri. Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik. 

Seorang Guru Penggerak harus mampu merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua, berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid. 

Guru Penggerak harus mampu mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah. Lalu...kenapa Ira tidak sanggup melaksanakan tugas yang akan dibebankan kepadanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun