Mohon tunggu...
Rinnelya Agustien
Rinnelya Agustien Mohon Tunggu... Perawat - Pengelola TBM Pena dan Buku

seseorang yang ingin menjadi manfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik

17 Mei 2019   08:43 Diperbarui: 17 Mei 2019   08:50 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku yang dilahirkan dengan isi materi yang baik akan mampu memberikan pengaruh positif ke pembacanya. Melalui buku, para pembaca dapat meningkatkan pengetahuannya, merangsang daya kritis, meningkatkan kemampuan imajinasi dan bisa berdampak baik bagi kualitas kehidupan.

Secara kuantitas Indonesia masih kekurangan buku, apalagi secara kualitas. Masih belum banyak tersedia buku bacaan berkualitas untuk anak anak, khususnya bagi anak anak yang baru belajar membaca. Konten buku anak  harus menyesuaikan dengan tahap perkembangan anak dan memiliki pesan kebaikan.  

Kurangnya bacaan berkualitas dan keterbatasan akses buku  berdampak pada minat baca masyarakat  Indonesia, yang menurut UNESCO hanya 0,001 %. Artinya dari 1000 orang hanya 1 yang memiliki minat membaca. Data lainnya dari Kementrian  Pendidikan dan Kebudayaan, hanya 18,95 % anak Indonesia suka membaca buku, sedangkan sisanya gemar menonton televisi.

Sejak tahun 2016 pemerintah mengeluarkan Gerakan Literasi Nasional, sebagai upaya untuk menumbuhkembangkan dan membudayakan literasi di Indonesia. Beberapa kegiatan terkait aksesibilitas buku yakni program 1000 taman baca baik itu digital, keliling, sekolah dan masyarakat.  Kehadiran taman baca memancing minat masyarakat untuk mau membaca buku. 

Survei yang dilakukan Balai Pustaka tahun 2015, kehadiran Taman Bacaan Sekolah dapat menjaring 200 pengunjung setiap bulan, Taman Bacaan Masyarakat mendapat 600 pengunjung setiap bulan, sedangkan Taman Bacaan Keliling didatangi 1.200 orang setiap bulan. 

Selain itu upaya lainnya untuk meningkat akses buku dengan menggratiskan pengiriman buku setiap tanggal 17 di setiap bulannya ke Taman Baca Masyarakat. Dan untuk menghadirkan bacaan bermutu, Gerakan Literasi Nasional melakukan pembinaan bagi penulis buku anak.

Efek membaca

dokpri
dokpri

Membaca buku adalah keterampilan tersendiri yang tidak semua orang memilikinya. Apalagi di era dimana internet dan denting gawai menjadi sumber distraksi utama. Bila dibandingkan, mereka yang membaca buku melalui gawai memiliki pemahaman lebih rendah daripada mereka yang membaca buku. Dan mereka yang membaca buku jauh memiliki kemampuan konsentrasi lebih baik daripada mereka memilih membaca melalui gawai. 

Setiap jenis bacaan memberikan stimulasi berbeda di dalam otak. Sebuah penelitian dari Universitas Standford menemukan bahwa membaca karya sastra akan melatih otak  dalam berbagai fungsi kognitif yang kompleks. Sedangkan membaca buku fiksi akan meningkatkan aliran darah ke otak sehingga memperbaiki fungsi otak.

Perubahan yang terjadi setelah membaca buku fiksi ada di area temporal kiri, yakni area otak yang berhubungan dengan penerimaan bahasa serta di sulkus sentral otak yang berhubungan dengan sensasi dan pergerakan.  Yang menarik sel syaraf di area ini berkaitan erat dengan kemampuan menipu pikiran, seakan akan melakukan sesuatu padahal tidak dilakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun