Mohon tunggu...
Ingkian Sand
Ingkian Sand Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

Tidak perlu bio

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teroris Pahlawan Bangsa?

7 Juni 2018   01:10 Diperbarui: 7 Juni 2018   01:19 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Akhir-akhir ini sering terdengar, terlihat diberbagai media massa mengenai usaha kelompok maupun per-seseorangan yang kita juluki sebagai teroris mulai beraksi kembali. Setelah kabarnya meredup selama beberapa kurun waktu, akhirnya mereka menunjukkan batang hidungnya lagi. Tidak kira-kira, mereka muncul dengan sebuah kejutan yang membuat masyarakat Indonesia langsung memusatkan perhatian di satu titik.

Minggu (13/5), Surabaya diguncang dengan adanya serangan bom bunuh diri, di dua tempat sekaligus. Mereka berhasil melancarkan serangan yang tersistematis. Berhasil menewaskan beberapa orang yang berada di TKP (Gereja) dan berhasil membunuh dirinya sendiri yang katanya untuk tiket masuk surga. Menurut keterangan, mereka berasal dari sebuah kelompok yang menamakan diri sebagai Ansharut Daulah, yang tak lain merupakan pengikut dari Islam State of Iraq and Syiria (ISIS).

Dengan adanya peristiwa tersebut Indonesia agaknya mulai ketar-ketir, pasalnya pondasi Pancasila yang telah dibangun sejak dahulu rasa-rasanya akan bertambah keropos. Begitupun paham Bhinneka Tunggal Ika yang telah menyatukan bangsa, rasa-rasanya juga, kata "Tunggal Ika" akan jadi tinggal kenangan. Sebab ada unsur yang dapat memecah belah, ada semacam bumbu-bumbu yang menambah rasa pedas antar umat beragama di Indonesia.

Bukankah gawat bin gawat kalau sudah begitu? Untung saja bangsa ini tidak tinggal diam. Pemerintah yang dibantu rakyatnya pula langsung merespon dengan cepat untuk menangkal terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. 

Mulai dari mengumpulkan tokoh-tokoh pemuka agama dari masing-masing pihak lalu ditampilkan di acara TV, mendirikan gerakan-gerakan anti radikalisme dan terorisme, dan juga pemakaian hastag #KAMI TIDAK TAKUT TERORIS mulai digalakkan.

Usaha tak kenal lelah terus-menerus dilakukan. Dengan adanya usaha-usaha tersebut, mungkin bisa membuat teroris yang katanya sudah ada di surga sana kecewa dan merasa gagal dalam menjalankan tugasnya. Lo kok kecewa? Sebab tujuan dari teroris adalah menyeragamkan sesuatu yang tidak seragam, yang tidak sehaluan. Eh ini kok malah tambah bersatu bukannya makin terpecah belah. Tambah pusing kepalanya si teroris, tapi tidak apa-apa soalnya dia sudah masuk surga, kalau pusing kan bisa minta tolong  bidadari untuk mijit-mijit kepalanya.

Sebenarnya teroris bisa mendapatkan gelar pahlawan juga lo...

 Lo..lo..lo kok malah jadi pahlawan? Soalnya mereka berhasil menciptakan sebuah peristiwa yang mampu mengetuk hati setiap individu untuk kembali bersatu, kembali mesra dalam ikatan persaudaraan berbangsa, berhasil membuat Ir. Soekarno, Moh. Hatta, K.H Wahid Hasyim, Moh. Yamin dkk tertawa puas karena mereka tidak sia-sia memeras otak demi terciptanya Pancasila.

Tapi pahlawan sebenarnya adalah para orang yang menjadi korban kekejaman seseorang yang belum lulus menjadi manusia..

Terimakasih berkatmu kami kembali bersatu..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun