Mohon tunggu...
Inggrid Silitonga
Inggrid Silitonga Mohon Tunggu... -

Email : istunjukbintang@gmail.com,\r\nFacebook : Inggrid Silitonga (Ing's)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Eh ' Cong... Panggil Gue Madame X

9 Oktober 2010   02:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:35 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_283608" align="alignleft" width="300" caption="gambar : Film Indonesia"][/caption] Ya ampun 'cin.................., Metong deh ik................., Capcus!!! Dimana Anda dengar kata - kata ini, dan siapa yang menggunakannya? Mungkin diantara Anda akan segera mengingat salah satu nama di salon tempat Anda memotong rambut. Pasti bencong deh!  Ngomong - ngomong soal salon, tahu Aming khan? artis yang melejit namanya di Extravagansa sebagai Pinky Boy, sekarang buka salon bahkan ia turun tangan langsung sebagai penata rias. Ini bukan gosip melainkan salah satu peran yang ia mainkan dalam film terbarunya Madame X. Film yang baru saja diluncurkan sekitar akhir September 2010. Rasanya memang tepat peran "bencong" yang ia mainkan. Namun bukan acting-nya, melainkan kepentingan yang diangkat dalam film tersebut yaitu  "tokoh bencong" yang merupakan repesentasi dari persoalan diskriminasi terhadap homoseksual yang tergolong dalam kelompok LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transeksual/Transjender). Sedikit menjabarkan singkatan LGBT agar mudah dipahami, yaitu masing - masing kata mengandung pengertian; lesbian adalah seorang perempuan menyukai sesama jenisnya,  gay/homoseks seorang lelaki menyukai sesama jenisnya laki-laki. Biseksual adalah seseorang yang mempunyai dua kepribadian atau bisa disebut juga seperti mempunyai dua kelamin karena mempunyai kedua sifat tersebut. Dan tranjender/transeksual itu adalah seseorang yang mengganti alat kelaminnya dengan alat kelamin lawan jenisnya. Latar belakang film Madame X terdiri tiga sequence yaitu Babak I, Babak II, dan Babak III Adam (Aming) dan Harun (Marcell Siahaan).  Dalam pengisahannya, Adam dan Harun bersahabat sejak duduk dibangku SD. Adam yang berdandan layaknya seorang gadis, bergaya didepan kamera bersama Harun. Merasa terjadi penyimpangan orientasi seksual, Harun dihukum oleh ayahnya. Luka berbentuk huruf x didada Harun merupakan tanda kekerasan fisik dan trauma yang ia bawa hingga dewasa dalam tindakan "penolakan" atas kaum homoseksual. Adam dan Harun kemudian bertemu dalam situasi yang berbeda, tak saling kenal, namun masing - masing berada pada pilihan hidup yang pernah dibincangkan mereka semasa kecil.  Dulu Adam sangat sederhana dalam bercita - cita, sedangkan Harun sebaliknya dengan berkeinginan menjadi presiden atau menteri. Kini Adam adalah pekerja salon, sedangkan Harun menjadi seorang pemimpin organisasi sosial dan politik yang sedang mencalonkan diri sebagai presiden. Pilihan dan jalan hidup berbeda. Sebenarnya film Nia Dinata ini, mencoba untuk "aman", meski menampilkan berbagai persoalan dan kritik sosial yang keras. Kemasannya dibuat comedy action, menjual sejumlah nama besar artis seperti Ria Irawan, Robby Tumewu, Sarah Sechan, dsb. Persoalan yang diangkat adalah menyangkut diskriminasi kaum homoseksual, bagaimana mereka yang tak diakui oleh keluarga, masyarakat, kelompok masa tertentu, bahkan negara untuk persoalan hak atas identitas. Para bencong yang dirasia disebuah club malam oleh organisasi masa mengingatkan kita atas tindakan kekerasan oleh FPI (Front Pembela Islam) kepada kelompok gay. Akibat penyimpangan seksual ini, mereka dicap sampah, bahkan sulit mendapat akses publik seperti pekerjaan dan kebebasan didalam interaksi sosial. Dengan "keterbatasan" tersebut diantara mereka memilih menjadi pekerja salon, dan tak sedikit sebagai pekerja seks. Mereka kemudian mencari tempat tinggal yang kondusif agar bisa berkeluarga, mengubah (operasi) anggota tubuh dan wajah serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka sendiri. Kaum homoseksual tak lepas dari penghinaan, penganiyaan, penyiksaan, hingga penghilangan paksa oleh orang atau kelompok yang tidak dapat menerima keberadaan komunitas ini. Film yang berdurasi kurang dari dua jam ini mencoba menampilkan realita dan lelakon seperti seorang cacat (tuna wicara) yang homoseksual, pasangan yang memiliki perilaku seksual dengan cara penyiksaan (sadomasoki), pernikahan sesama jenis, perdagangan perempuan, hingga menyoroti buruh migran yang disindir keras dengan slogan "Jadilah Penyumbang Devisa". Termasuk memperlihatkan  bagaimana perempuan dikekang kebebasannya dengan aturan berpakaian (gaun panjang, tertutup, dan bercadar). Menyindir juga tokoh politik yang berpoligami dengan menikahi penyanyi, artis, dan perempuan biasa (asal cantik dan seksi), suasana kampanye pemilu yang menggunakan isu pembersihan kaum minoritas agar memperoleh masa dan kekuasaan, hingga cara memperoleh sumber dana kampanye partai politiknya. Memang menjadi banyak pesan yang ingin ditampilkan dalam film ini. Atas semua ulasan diatas, kita menyadari bahwa tatanan sosial dipengaruhi oleh sistem patriarki dan heterosentris yang dianut oleh hampir seluruh negara. Seharusnya tidak menjadi alasan bagi kita untuk menolak/menentang kaum homoseksual, karena homoseksual merupakan pilihan. Sikap yang terbaik adalah menyadari dan menghormati mereka ada di tengah-tengah kita tanpa melakukan diskriminasi,  serta mendorong agar mereka memperoleh kesamaan hak sebagai sebagai warga negara. Akhirnya Madame X, adalah sebuah mimpi tentang adanya "perlindungan" terdapat kaum LGBT. Kini pertanyaannya sudahkan Anda menyadari dan menghargai pilihan adik, kakak, sahabat, teman kerja Anda sebagai salah satu dari kaum LGBT? termasuk pilihan dan pengakuan atas diri sendiri bahwa Anda adalah lesbian/gay.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun