Mohon tunggu...
Ingatan Sihura
Ingatan Sihura Mohon Tunggu... Kebersamaan keluarga suatu kebahagiaan sejati.

If You Don't Learn, You Will Die (Jika Engkau Tidak Belajar, Maka Engkau Akan Mati). Sering Membaca, Sering Menulis Bicara Teratur. Menulis adalah satu minat yang ingin diaplikasikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Filosofi Ono Niha "Sokhi Mate Moroi Aila" dan Penerapannya di Zaman Milenial

3 Juni 2021   23:38 Diperbarui: 23 Juni 2021   20:14 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Saat Mengikuti Webinar. [Dok. Pribadi]

Ketiga; Filofosi Sokhi Mate Moroi Aila adalah filosofi yang lahir dari sifat dan sikap Ono Niha yang keras. Sikap Ono Niha yang terkesan keras dan emosional menjadi semakin tidak terkendali dalam melakukan sesuatu ketika sudah mengkonsumsi Tuo Nifaro (Tuak Suling). AKBP. Deni Kurniawan, S.Ik.,M.H, yang saat itu menjabat sebagai Kapolres Nias pernah mengutarakan bahwa muatan dari tuo nifaro (tuak suling) itu adalah metanol. Orang yang mengkonsumsi metanol dalam jumlah besar, ia akan menjadi fly (serasa diri terbang). Dalam situasi ini, seseorang menjadi tidak sadar, dan bisa bertindak apa saja tanpa merasa bersalah.

Akhe: Pohon yang menghasilkan aren yang kemudian bisa disuling menjadi Tou Nifaro atau Tuak Suling [Dok. Pribadi]
Akhe: Pohon yang menghasilkan aren yang kemudian bisa disuling menjadi Tou Nifaro atau Tuak Suling [Dok. Pribadi]

Situasi Ono Niha dan akibat kecanduan tuo nifaro membuat Ono Niha kadang kala terbawa arus dan tidak dapat membedakan lagi dalam porsi mana filosofi skhi mate moroi aila digunakan. Sebagai seorang hakim, Bapak Kasianus Telaumbanua menyatakan keprihatinannya dalam hal ini. Dalam beberapa persidangan beliau alami bahwa pokok permasalah bukanlah hal besar. Hanya oleh karena canda tawa dan saling ejek, bisa berujung kepada perkelahian bahkan tidak jarang sampai nyawa melayang. Dalam hal ini, kata mengalah atau malu itu tidaklah seberapa berpengaruh. Di sini kata mengalah atau malu itu tidak berarti hilangnya harga diri ketika melihat lawan itu sedang emosi dan apa lagi jika sedang dalam pengaruh minuman keras.

Keempat; Filofosi Sokhi Mate Moroi Aila hanyalah berlaku untuk ono niha. Bapak Kasianus Telaumbanua dalam pemaparannya juga mengakui hal yang sama. Beliau berpendapat bahwa "kalau filosofi berasal dari Ono Niha, maka itu hanya berlaku untuk Ono Niha". Setiap daerah memiliki filosofi yang kurang lebih memiliki nilai yang sama. Hal ini juga secara langsung dipaparkan oleh Bapak Marinus Gea. Beliau menjelaskan filosofi skhi mate moroi aila dengan mengambil beberapa perbandingan dari beberapa daerah yang memiliki nilai falsafah untuk mempertahankan jati diri.

Nilai filosofi yang kita punya belum tentu bisa diaplikasikan dimana kita berada, hal ini bisa saja sejalan dan lebih lagi kalau bertentangan. Dalam hal ini ada filosofi lain dari Nias juga mengatakan: "gadagadao ita ba mbanuada, ba fa'elo na irugi mbanua niha" (ayam jantan kita dikampus sendiri, tetapi menjadi ayam betina jika sampai di negeri orang). Membawa filosofi ini ke wilayah orang bisa saja membawa malapetaka untuk kita. Boleh saja kalau bisa menundukkan daerah tersebut, akan tetapi kalau ada orang lebih kuat, maka filosofi ini sudah jelas membawa malu. Ingat bahwa "so wofo yawa mba'e" (ada burung di atas monyet).

Kelima; saat ini Ono Niha sudah banya yang berpendidikan bahkan ada yang berhasil di negeri orang. Contoh saja bapak Marinus Gea, ia terpilih menjadi Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Banten II (Kabupaten Tanggerang, Kota Tanggerang dan Tanggerang Selatan). Dengan pendidikan dan pola pikir yang terus dikembangkan seiring perkembangan zaman, tentu filosofi Sokhi Mate Moroi Aila dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi mereka berada dan terutama goal yang hendak dicapai.

Bagian keenam adalah keberimanan. Munculnya filosofi Sokhi Mate Moroi Aila bisa dikatakan bahwa Ono Niha masih belum memiliki atau mengenal ajaran agama. Agama Asli yang dianut Ono Niha lebih menekankan siapa kuat ialah yang berkuasa. Oleh karena pandangan ini, filosofi Sokhi Mate Moroi Aila menjadi sangat kuat dan semakin tampak jelas maknanya. Akan tetapi jika dibandingkan dengan saat sekarang yang memasuki era milenial ini, pengaruh dari ajaran agama sungguh berpengaruh dalam diri setiap Ono Niha.

Jika dibarengi dengan ajaran Kristen (Protestan dan Katolik) yang adalah agama mayoritas di pulau Nias, filosofi Sokhi Mate Moroi Aila menjadi sangat bertolak belakang. Contohnya saja dalam Injil Matius 5:1-12: Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga, dst. Jika Ono Niha menghayati Imannya, maka filosofi skhi mate moroi aila sudah pasti dibalik menjadi skhi aila moroi mate. Lakhmi yang dicari itu hanyalah bersifat manusiawi dan tidak menghantar kepada keselamatan.

Di akhir tulisan ini saya mau mengatakan bahwa: filosofi Sokhi Mate Moroi Aila merupakan satu prinsip Ono Niha yang senantiasa dipertahankan. Akan tetapi dalam mempertahankan filosofi ini, terutama dalam mengaplikasikannya di zaman milenial ini, sangat dibutuhkan iman dan akal budi. Pendidikan dan pengalaman yang sudah dimiliki sudah seharusnya menerangi setiap gerak-gerik dan tindakan dalam mempertahankan filosofi ini. Bisa saja filosofi ini dibalik dimana mengalah atau kata malu itu bukan berarti kalah atau hilangnya jati diri. Bukan juga dikatakan untuk mencari aman saja. Akan tetapi mengalah untuk menang!

Sekian dan Terima Kasih.

Gunungsitoli, 03 Juni 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun