Kesepakatan antara Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melalui sambungan telepon, untuk menurunkan tarif dagang Indonesia dari 32% menjadi 19%, mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan, khususnya warganet Indonesia.
Banyak yang memuji langkah negosiasi yang dianggap brilian oleh Prabowo. Menurut mereka, penurunan tarif ini akan memberikan keuntungan bagi rakyat Indonesia, terutama sektor padat karya yang membutuhkan dukungan lebih, seperti sektor pakaian, alas kaki, serta mesin dan peralatan listrik sekitar 42% dari total ekspor Indonesia ke Amerika.
Komentar positif datang dari berbagai netizen di media sosial. Salah satunya adalah akun @selakauselindung di TikTok, yang awalnya merasa ragu terhadap kesepakatan ini, namun kemudian memuji langkah Prabowo.
"Awalnya saya pikir ini kesepakatan gila, tapi setelah dipikir-pikir brilian juga negosiasi prabowo," tulisnya.
Tidak ketinggalan, komentar lainnya juga mengungkapkan kekaguman terhadap kecerdasan Prabowo dalam merancang strategi. "Gak heran karena Pak Prabowo itu cerdas dan ahli strategi. Bravo My Presiden," tulis @susi.
Beberapa warganet bahkan membandingkan kesepakatan ini dengan negara lain yang masih dikenakan tarif tinggi oleh Presiden Trump. Akun @mgmonderwall menyebutkan, "Bahkan media Jepang juga membahasnya, Jepang heran PM mereka dicuekin gak turun-turun tarifnya."
Lebih lanjut, sejumlah netizen menilai kebijakan yang diambil oleh Prabowo bersama Trump ini merupakan langkah diplomasi yang saling menguntungkan, atau win-win solution.
"Dari awal baca beritanya gw memang nggak masalah, karena kemungkinan besar barang-barang AS yang bakal kita impor adalah teknologi dan industri mesin. Sedangkan kita menawarkan hasil tambang, sehingga otomatis AS mau nurunin tarif ke 19% karena industri mereka bakal butuh barang tambang. Sementara kita butuh teknologi mereka untuk hilirisasi, win-win solution," jelas akun @hasbi_d.
Prabowo sendiri mengungkapkan bahwa negosiasi dengan Presiden Trump sempat berlangsung alot, namun akhirnya mencapai titik temu dengan tarif 19% yang diterima oleh kedua belah pihak. Ia menegaskan bahwa keputusan yang diambil mempertimbangkan perlindungan terhadap pekerja Indonesia, yang menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan ekonomi yang digulirkan.
"Semua sudah kita hitung. Semua kita berunding. Kita juga memikirkan. Yang penting bagi saya adalah rakyat saya. Yang penting saya harus lindungi pekerja-pekerja kita," ujar Prabowo.