Â
Jayapura, 31 Juli 2025 --- Menjelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Gubernur Papua 2025, Jaringan Survei Independent (JSI) merilis hasil survei terbaru yang menunjukkan keunggulan tipis pasangan calon nomor urut 2, Matius Fakhiri--Aryoko Rumaropen, atas pasangan calon nomor urut 1, Benhur Tomi Mano--Constant Karma.
Dalam survei yang dilaksanakan pada 20--29 Juni 2025, pasangan Matius--Aryoko mengantongi dukungan sebesar 49,5%, sementara Benhur--Constant meraih 44,6%. Adapun 5,9% responden belum menentukan pilihan.
Direktur JSI, Harry Khairul Anwar, menjelaskan bahwa survei dilakukan di enam wilayah PSU, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Sarmi, Kepulauan Yapen, dan Biak Numfor, dengan melibatkan 1.589 responden melalui metode multistage random sampling. Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,5% pada tingkat kepercayaan 95%.
"Temuan kami menunjukkan bahwa partisipasi pemilih cukup tinggi. Sebanyak 70% responden menyatakan akan datang ke TPS, sementara **30% lainnya masih ragu atau menyatakan tidak akan hadir," ujar Harry dalam keterangan persnya, Kamis (31/7).
Dari simulasi pilihan pada hari pencoblosan 6 Agustus mendatang, preferensi publik tidak mengalami perubahan signifikan. Pasangan Matius--Aryoko tetap unggul di angka 49,5%, disusul Benhur--Constant 44,6%, dan 5,9% responden tidak memberikan jawaban.
JSI juga mencatat bahwa 87% responden menyatakan pilihan mereka tidak akan berubah meski menghadapi praktik politik uang, sedangkan 13% mengaku bisa terpengaruh oleh iming-iming tersebut.
Survei ini turut memotret persepsi publik terhadap masing-masing pasangan calon. Pasangan Benhur--Constant dinilai unggul dalam hal pengalaman birokrasi, namun sejumlah responden menyampaikan kekhawatiran terkait usia, kondisi kesehatan, dan pernyataan publik yang dianggap kontroversial dari pihak calon wakil gubernur.
Sementara itu, pasangan Matius--Aryoko dipandang memiliki komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat adat, penguatan aparatur sipil negara dari kalangan anak asli Papua, serta upaya membangun pemerintahan yang bersih. Kendati demikian, isu identitas, latar belakang agama, serta rekam jejak kepolisian dari calon gubernur sempat menimbulkan kekhawatiran sebagian kalangan terkait potensi pendekatan keamanan yang dominan.
Harry menekankan bahwa survei ini disusun secara independen dan bertujuan memberikan gambaran objektif mengenai dinamika elektoral menjelang PSU.