Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penanggulangan AIDS di Kota Manado, Sulut: KPA Manado Menunggu Penduduk Tertular HIV Dulu

24 April 2012   02:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:13 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dikabarkan kasus kumulatif HIV/AIDS d Kota Manado, Sulut, sampai Februari 2012 mencapai 391 yang terdiri atas 123 HIV dan 268 AIDS. (391 Warga Manado Positif Terinfeksi HIV/AIDS, www.berita8.com, 23/4-2012).

Terkait dengan penemuan kasus tsb., Pengelola program KPA Manado, Umar Mato, mengatakan: “Banyaknya jumlah orang yang terinfeksi HIV/AIDS ditemukan di Manado ini, menurut Mato menunjukan bahwa program yang mereka kerjakan itu berjalan dengan baik.”

Pernyataan Mato itu mengabaikan beberapa fakta terkait dengan penyebaranHIV di Kota Manado.

Pertama, pendeteksian penduduk Kota Manado yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS merupakan langkah penanggulangan di hilir. Artinya, penduduk Kota Manado dibiarkan tertular HIV dulu baru ditangani melalui tes HIV di klinik VCT.

Kedua, Mato mengabaikan kerja keras berbagai kalangan yang salama ini melakukan penyuluhan dan penjangkauan. Kapan, sih, KPA Kota Manado mulai aktif menyuluh dan menjangkau? Apakah orang-orang yang tes HIV itu murni datang ke klinik VCT karena disuluh oleh KPA Kota Manado?

Jika KPA Kota Manado hanya bekerja di hilir, maka insiden infeksi HIV baru di hulu akan terus terjadi. Dan, KPA Manado akan kebanjiran kasus HIV/AIDS.

Disebutkan pula oleh Mato: "Ini (penemuan kasus) menadakan sosialisasi yang kami lakukan itu diterima dengan baik oleh masyarakat dan mau memeriksakan

Pertanyannya:

(1) Berapa kasus HIV/AIDS yang terdeteksi di klinik VCT setelah sosialisasi KPA Manado?

(2) Berapa kasus HIV/AIDS yang terdeteksi di rumah sakit?

(3) Berapa kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada ibu hamil?

Data di atas harus ada agar bisa dilihat kebenaran dari pernyataan Mato.

Mato juga mengatakan: ” .... sebagai upaya pencegahan penularan rivus mematikan ini, KPA Manado terus melakukan sosisalisasi bahaya HIV/AIDS serta membagi-bagikan kondom lokas-lokasi mangkalnya para PSK, pangkalan ojek dan cafe-cafe serta hotel melati.”

Yang diperlukan bukan sosialisasi bahaya HIV/AIDS, tapi cara pencegahan yang konkret.

Bagaimana KPA Manado membuktikan laki-laki yang sanggama dengan pekerja seks memakai kondom?

Mengapa kondom hanya dibagikan ke hotel melati? (Ini tindakan yang diskriminatif sehingga membuat stigma terhadap hotel melati).

Apakah di hotel berbintang tidak ada perilaku seksual yang berisiko atau praktek pelacuran?

Mato juga mengatakan: "Selain itu kami pun melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk mencegah jangan sampai para remaja yang masih berstatus siswa itu terjerumus ke hal-hal yang tidak benar dan tertular birus HIV."

Apa, sih, yang dimaksud dengan ’terjerumus ke hal-hal yang tidak benar dan tertular HIV’?

Apakah hal itu hanya dilakukan oleh remaja?

Fakta menunjukkan kasus HIV/AIDS terus terdeteksi pada ibu rumah tangga (istri). Ini membuktikan perilaku suami, dalam hal ini laki-laki dewasa, berisiko tertular HIV, al. melakukan hubungan seksual dengan pekerja seks tanpa kondom.

Apa langkah konkret KPA Manado dalam mencegah insiden penularan HIV pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual dengan pekerja seks? Dalam Perda AIDS Prov Sulut pun sama sekali tidak ada pasal yang konkret untuk menanggulangi penyebaran HIV (Lihat: http://edukasi.kompasiana.com/2011/04/24/menguji-peran-perda-hivaids-prov-sulawesi-utara/).

Kalau tidak ada, maka KPA Manado memang akan terus panen kasus HIV/AIDS karena penularan di hulu terus terjadi. ***[Syaiful W. Harahap]***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun