Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menghindarkan Remaja dari Risiko Tertular HIV/AIDS

15 Agustus 2015   19:56 Diperbarui: 15 Agustus 2015   19:56 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Remaja Ungguli Penularan HIV/AIDS.” Ini judul berita di portal news.merahputih.com (15/8-2015). Pemakaian kata ‘unggul’ dalam kaitan jumlah tidak tepat. Dalam KBBI disebutkan unggul adalah 1 a lebih tinggi (pandai, baik, cakap, kuat, awet, dsb) dp yg lain-lain; utama (terbaik, terutama):jenis ikan bibit --; pemain-pemain kita masih lebih -- dp lawan; 2 v menang: pembalap-pembalap Indonesia -- di Malaysia;

Penularan HIV/AIDS bukan perlombaan sehingga tidak ada yang (lebih) unggul. Penularan HIV/AIDS adalah insiden atau kejadian yang terjadi, al. melalui hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, antara yang mengidap HIV/AIDS dengan yang mengidap dan tidak mengidap HIV/AIDS dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom selama terjadi hubungan seksual.

Maka, yang terjadi adalah jumlah kasus HIV/AIDS yang terdeteksi lebih banyak pada remaja. Tapi, kondisi ini pun tidak semerta menunjukkan perilaku remaja yang berisiko karena kasus HIV/AIDS banyak terdeteksi pada remaja di kalangan penyalahguna narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) dengan jarum suntik secara bergantian. Soalnya, remaja penyalahguna narkoba wajib tes HIV jika hendak menjalani rehabilitasi.

Sedangan kalangan dewasa yang tertular HIV/AIDS melalui jarum suntik pada penyalahguna narkoba dan hubungan seksual yang berisiko tidak diwajibkan mnjalani tes HIV. Akibatnya, banyak ibu rumah tangga yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS karena mereka tertular dari suami. Nah, fakta ini tidak dipahami oleh narasumber dan wartawan terkait dengan berita ini.

Disebutkan “Penyebaran HIV/AIDS tersebar luas lewat hubungan seks bebas dan penggunaan narkoba, khususnya dengan menggunakan jarum suntik. Tingginya penderita HIV/AIDS di kalangan remaja dikarenakan, rasa penasaran yang tinggi di kalangan remaja tanpa dibarengi dengan pengetahuan seks yang baik.”

‘Seks bebas’ adalah istilah yang rancu karena tidak jelas maksudnya. Kalau ‘seks bebas’ diartikan sebagai zina, al. melacur, maka tidak ada kaitan langsung antara penularan HIV/AIDS dan ‘seks bebas’. Soalnya, penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena SIFAT HUBUNGAN SEKSUAL (zina, melacur, seks bebas, selingkun, dll.), tapi karena KONDISI HUBUNGAN SEKSUAL (salah satu mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak pakai kondom setiap kali melakukan hubungan seksual).

Info yang tidak akurat itulah, seks bebas, yang membuat banyak orang tidak memahami cara-cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS, khususnya melalui hubungan seksual yang benar.

Ini pernyataan staf Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, Jakarta Timur, Denny Fauzi, di PKBI, Jakarta Timur: "Karena saat mereka tumbuh dewasa secara psikologis, fisik dan juga sosialnya berubah sehingga rasa ingin tahu mereka juga begitu besar. Tapi, mereka kurang informasi pengetahuan seks yang baik."

Apakah orang dewasa, terutama yang sudah beristri, tidak lagi mempunyai ‘rasa ingin tahu’ terkait dengan narkoba dan seks?

Fakta menunjukkan banyak ibu rumah tangga yang tertular HIV/AIDS dari suami. Ini menunjukkan suami mereka juga melakukan seks berisiko dengan perempuan, waria, atau laki-laki.

Ada pula keterangan: Edutainment Yayasan AIDS Indonesia menyebutkan, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah infeksi HIV tertinggi di Indonesia sekitar 32.782 orang (per September 2014). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun