Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Yogyakarta: Yang Bikin Miris Bukan AIDS pada Pelajar dan Mahasiswa, tapi Pada Laki-laki Dewasa

29 Januari 2016   14:05 Diperbarui: 29 Januari 2016   14:47 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Fakta miris pelajar-mahasiswa Yogya, kena HIV/AIDS dan hamil duluan.” Ini judul berita di merdeka.com (29/1-2016).

Judul berita ini terkesan moralistis dan menghakimi pelajar dan mahasiswa.  Hal ini terjadi karena tidak ada pembanding kasus HIV/AIDS pada laki-laki dewasa, khususnya suami, dan  jumlah KTD (kehamilan tak diingikan) di kalangan perempuan dewasa. Selain itu tidak pula ada pembanding dengan kota lain yang juga jadi tujuan pendidikan.

Jika disimak dari epidemiologi HIV/AIDS, maka HIV/AIDS pada pelajar dan mahasiswa ada di ‘terminal terakhir’ karena mereka tidak mempunyai pasangan tetap sehingga mata rantai penularan tidak sebesar laki-laki dewasa yang beristri.

Berbeda dengan laki-laki dewasa, terutama suami, jika mereka tertular HIV maka mereka akan menularkan HIV ke istri dan pasangan seks lain, seperti istri yang lain, selingkuhan dan pekerja seks komersial (PSK).

Catatan Kemenkes RI sampai tanggal 1 Desember 2015 sudah  9.096 ibu rumah tangga yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS (bbc.com, 1/12-2015). Itu artinya ada 9.096 bayi yang berisiko tertular HIV ketika dilahirkan ke bumi.

Celakanya, langkah-langkah penanggulangan HIV/AIDS tidak dilakukan di hulu, tapi di hilir seperti tes HIV kepada ibu rumah tangga yang hamil. Itu artinya pemerintah membiarkan ibu-ibu rumah tangga ditulari suaminya.

Dalam berita disebutkan “Dari rentang usia, ODHA yang paling banyak yaitu usia 20-29 tahun sebanyak 965. Sementara dari jenis pekerjaan ODHA didominasi dari kalangan Wiraswasta yaitu 601.”

Ada fakta yang dihilangkan dari data Odha pada usia 20-29 tahun yaitu banyak di antara mereka adalah penyalahguna narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) dengan memakai jarum suntik secara bersama-sama dengan bergiliran. Nah, mereka ini diwajibkan tes HIV ketika hendak menjalani rehabilitasi.

Bandingkan dengan laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan perempuan yang berganti-ganti atau dengan perempuan yang sering ganti-ganti pasangan, seperti PSK, tidak diwajibkan tes HIV.

Kondisinya kian runyam karena program pencegahan HIV dari-ibu-ke-bayi yang dikandungnya juga tidak melibatkan suami karena yang tes HIV adalah ibu rumah tangga yang hamil. Itu artinya suami tidak mengikuti konseling sebelum dan sesudah tes HIV sehingga mereka pun jadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat, al. melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun