Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jadikan Study Tour Tak Hanya Sebatas Darmawisata Belaka

6 Maret 2025   14:32 Diperbarui: 6 Maret 2025   18:08 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | KOMPAS.com/Puthut Dwi Putranto

Murid-murid tidak menginap di hotel, tapi di rumah-rumah penduduk yaitu rumah orang tua murid yang didatangi.

Di awal tahun 1980-an saat penulis kuliah di Fakultas Sospol-UISU, Medan, Sumut, kedatangan tamu mahasiswa dari Malaysia. Mereka tidak menginap di hotel, tapi di rumah atau tempat kos mahasiswa. Ini jelas merupakan salah satu bentuk pertukaran pola hidup yang nyata tanpa harus pakai pidato.

Ketika penulis sekolah di SD tahun 1960-an nun di wilayah Tapanuli bagian selatan, sekitar 450 km arah barat laut Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), murid-murid diajak oleh guru kelas ke sawah membantu panen padi. Ini merupakan pembelajaran kehidupan nyata yang bermanfaat untuk membantu orang tua dan jadi pegangan untuk diri sendiri.

Sekarang ini tempat bermain di sekolah dan di sekitar tempat tinggal, terutama di kota, sudah tidak ada karena tidak ada perencanaan tata ruang yang komprehensif.

Anak-anak sekolah sekarang tidak lagi mengenal cara bertani, bermain permainan tradisional dan tidak pula mengenal beberapa cabang olahraga, seperti lempar lembing, tolak peluru dan lain-lain.

Maka, sejatinya study tour lebih ditujukan sebagai kegiatan belajar di luar ruang kelas yang berhadapan langsung dengan kehidupan nyata di alam.

Dengan pola pertukaran pelajar akan melakukan kegiatan belajar di luar ruang kelas, seperti berocok-tanam di sawah atau ladang. Bisa juga merawat ternak, seperti ayam, kambing atau sapi.

Jika kegiatan pertukaran pelajar di musim tanam, mereka ikut ke sawat menaman padi. Begitu juga jika masa panen, maka pelajar ikut panen sampai membawa pulang padi ke lumbung atau rumah.

Di siang dan malam hari para pelajar bisa mengikuti kegiatan berupa permainan tradisional atau kegiatan kesenian khas daerah setempat.

Kalau pertukaran pelajar di saat terang bulan, tentu asyik bermain gala asin, tebak-tebakan sambil duduk di atas tikar.

Bagi pelajar putri mereka juga akan ikut menyiapkan makanan untuk keluarga pelajar di rumah pelajar yang ditempatinya. Sedangkan pelajar putra mencari kayu bakar, memancing ikan untuk laut dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun