Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Setelah Seks dengan PSK Mau Tobat karena Takut dan Cemas Tertular HIV/AIDS

1 Juli 2020   10:16 Diperbarui: 1 Juli 2020   10:25 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Sumber: aids.nlm.nih.gov).

Tanya-Jawab AIDS No 1/Juli 2020

Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui WhatsApp dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan melalui: (1) e-mail ke: aidsindonesia@gmail.com, (2) WhatsApp: 0811974977. Pengasuh.

Tanya: Saya laki-laki berumur 24 tahun. Baru pertama kali berhubungan seksual dengan pekerja seks komerisal (PSK) dengan kondisi saya tidak pakai kondom. Sudah 26 hari. Seks cuma 30 detik. PSK dibersihin dulu pakai sabun. Sampai sekarang badan saya tidak ada gejala apapun, juga di kelamin tidak ada gejala.

(1). Kira-kira saya bisa kena HIV tidak? Saya tanya PSK itu katanya dia sehat tidak punya penyakit apapun. Cuma saya khawatir (tertular HIV/AIDS-peng.), sampai sekarang saya cemas.

(2). Kalau PSK itu tidak mengidap HIV/AIDS saya kan tidak akan tertular?

(3). Kalau tes darah ketahuan tidak sudah tertular HIV?

(4). Kalau seseorang positif HIV, apakah masih bisa punya keturunan?

Saya tidak bakal gituan lagi, saya mau tobat. Rasa takut dan cemas (tertular HIV/AIDS-peng.) bakal jadi pelajaran bagi saya.

"X", cowok, 24 tahun, di "Kota C" di Jawa Barat, via WA, 28/6-2020

Jawab: (1). Yang Sdr. lakukan merupakan salah satu bentuk kegiatan yang berisiko tertular HIV/AIDS karena Sdr melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom dengan seorang PSK. Dalam prakteknya, PSK termasuk pada orang dengan perilaku yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS karena mereka melakukan hubungan seksual dengan laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom. Soalnya, bisa saja salah seorang di antara laki-laki tsb. mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko terjadi penularan dari laki-laki ke PSK.

Tidak ada tanda-tanda, ciri-ciri, atau gejala-gejala yang khas HIV/AIDS pada fisik dan keluhan orang-orang yang tertular HIV/AIDS sebelum masa AIDS (secara statistik masa AIDS antara 5-15 tahun setelah tertular HIV/AIDS).

Soal PSK mengaku tidak punya penyakit itu tidak jaminan karena HIV/AIDS hanya bisa dideteksi di darah melalui tes HIV sesuau dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baku. Biar pun seseorang, misalnya PSK, menunjukkan hasil tes HIV yang nonreaktif atau negative, itu pun tidak jaminan Karena tes HIV bukan vaksin. Setelah tes HIV dengan hasil nonreaktif bisa saja tertular setelah tes HIV jika ybs. melakukan perilaku berisiko tertular HIV/AIDS seperti melakukan hubunga seksual tanpa kondom dengan laki-laki yang berganti-ganti.

(2). Apa bukti PSK tsb. tidak mengidap HIV/AIDS? Yang Sdr ketahui kan hanya karena pernyataan si PSK bahwa dia sehat dan tidak punya penyakit. Untuk mengetahui apakah seseorang mengidap HIV/AIDS atau tidak hanya bisa diketahui melalui tes HIV.

(3). Hasil tes HIV dengan rapid test bisa akurat jika tes dilakukan minimal tiga bulan dari waktu melakukan hubungan seksual berisiko terakhir.

(4). Orang-orang yang mengidap HIV/AIDS bisa punya anak yang kelak lahir bebas HIV/AIDS, asalkan ditangani oleh dokter sejak awal.

Soal Sdr tidak mau lagi seks tanpa kondom dengan PSK itu hak Sdr, yang jelas jika HIV sudah masuk ke tubuh virus itu akan terus di dalam badan seumur hidup. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun