Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

KMP Ihan Batak Layani Warga dan Wisatawan di Danau Toba

23 Desember 2018   14:03 Diperbarui: 23 Desember 2018   14:25 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peluncuran KMP Ihan Batak, 1/9-2018 (Sumber: You Tube)

*Nama kapal laut pakai nama gunung dan kapal terbang (dulu) pakai nama sungai

Detik-detik Pelayaran Pertama KMP Ihan Batak yang Sudah Ditungu Perantauan. Ini judul berita di medan.tribunnews.com (21/12-2018). Kapal motor penyeberangan ini  adalah jenis Ro-Ro (roll on -- roll off yaitu kenderaan bermotor masuk dan keluar kapal tanpa bantuan), lebih dikenal sebagai kapal feri, dengan berat 200 GT yang memuat 30 kendaraan roda empat dan 280 penumpang. Kapal ini dibuat oleh PT. Dok Bahari Nusantara. KMP Ihan Batak mengawali uji coba dengan berlayar di perairan Danau Toba pada tanggal 20/12-2018.

Nama feri yang beroperasi di Danau Toba, Sumut, itu memakai nama ikan yaitu ihan Batak  (Neolissochillus Thienemanni sumatranus). Disebutkan ikan endemik di Tanah Batak ini terancam punah sehingga sejak tahun 1996 oleh Red List Status di IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) di daftar dengan kode Ref.57073 (medan.tribunnews.com). Di Tano Batak ikan ini dikenal sebagai ihan jurung-jurung.

Ihan Batak (Sumber: sigotom-nauli.blogspot.com)
Ihan Batak (Sumber: sigotom-nauli.blogspot.com)
Kehadiran kapal feri ini diharapkan bisa mendongkrak wisatawan ke Danau Toba karena sejak KM Sinar Bangun tenggelam (18/6-2018) dikabarkan minat wisatawan turun karena melihat kondisi transportasi. Kapal feri ini akan menguatkan minat wisatawan berlayar di Danau Toba karena merupakan kapal modern.

[Baca juga: Danau Toba Bisa Jadi "Kuburan" Kapal]

Ketika pertama kali hendak menyeberang dari Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara, ke Jakarta tahun 1972 saya ingat betul nama kapal yang saya tumpangi yaitu KM Tampomas. Nama kapal ini adalah nama sebuah gunung di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas yang berada di bagian utara wilayah Kabupaten "Tahu" Sumedang, Jawa Barat. Gunung stratovolcano ini ketinggiannya 1.684 meter.

Sebelum dioperasikan oleh PT Pelni kapal itu dipakai oleh PT Arafat sebagai kapal pengangkut haji. Belakangan Tampomas di-scraping (dipereteli) karena sudah uzur untuk bahan baku pabrik besi.

Maka, kalau kita simak semua kapal penumpang dan kapal barang milik PT Pelni memakai nama gunung. Lihat saja ini: Awu (nama gunung di Sangihe, Sulut), Binaiya (Maluku), Bukit Raya (Kalteng), Bukit Suguntang (Sumsel), Ciremai (Jabar), Dobonsolo (Papua), Dorolonda (NTB), Egon (NTT), Gunung Dempo (Sumsel-Bengkulu), Kelimutu (NTT), Kelud (Jatim), Labobar (Maluku), Lawit (Kalbar), Lambelu (Sultra), Leuser (Aceh), Nggapulu (Papua), Pangrango (Jabar), Sangiang (NTB), Sinabung (Aceh), Sirimau (Maluku), Tatamailau (Timor Leste), Tidar (Jateng), Tilongkabila (Gorontalo), Umsini (Papua Barat), Wilis (Jatim), dan beberapa kapal lain juga pakai nama gunung. Sedangkan kapal perintis berganti nama jadi Sabuk Nusantara.

Bisa jadi kapal laut memakai nama gunung agar kokoh (ketika) berlayar seperti gunung yang menjulang ke angkasa. Di Pulau Samosir, di tengah Danau Toba, dikenal ada Gunung  Pusuk Buhit yang juga ada dalam mitologi suku Batak.

Tapi, dunia pelayaran juga memakai nama-nama perempuan untuk nama kapal. Seperti kapal pesiar terkenal memakai nama yang terkait dengan perempuan, seperti Royal Princess yang membawa 3.600 wisatawan mengarungi samudra. Ada lagi Queen Mary 2. Kapal-kapal pesiar kecil dan kapal pemancing juga memakai nama-nama ikan terkenal yang jadi sasaran pemancing di laut.

Di tahun 1980-an kapal terbang, seperti Garuda, memakai nama sungai yang dilukis di samping hidung pesawat. Ini jelas kelihatan ketika naik atau turun dari tangga di depan pada pesawat DC-9 atau F-27 dan F-28. Lihat saja pesawat Garuda yang dibajak ke Bangkok, Thailand (1981) selain registrasi (PK) juga ada nama di badan pesawat yaitu Woyla. Ini nama salah satu sungai di Aceh. Belakangan tidak ada lagi nama di badan pesawat Garuda sehingga hanya memakai registrasi (PK yang diikuti tiga huruf). Penulis ingat-ingat lupa pernah naik Garuda DC-9 Serayu dari Batam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun