Leslie sendiri ketika itu termasuk kapten pilot termuda dengan 1,865 jam terbang di penerbangan komersial. Ada 21 penumpang di kabin, termasuk dua awak kabin.
Penyelidikan yang dilakukan oleh National Transportation Safety Board (NTSB) menemukan fakta bahwa ada kelebihan berat penumpang dan bagasi seberat 264 kg. Ini terjadi karena perusahaan itu memakai ukuran tahun 1936 yaitu berat penumpang dirata-ratakan 70-an kg.
Berdasarkan penyelidikan dengan bertanya dokter pribadi penumpang tentang barat badan pada kunjungan terakhir ke dokter. Dari penyelidikan ini ternyata berat badan rata-rata orang Amerika 90,7 kg dan barang bawaan ke kabin lebih dari 9 kg.
Maskapai penerbangan Finlandia, Finnair, menimbang berat badan calon penumpang sebagai bagian dari pengecekan jumlah berat penumpang, bagasi dan bahan bakar untuk keselamatan penerbangan (kompas.com, 3/11-2017).
Maka, sebelum terjadi kecelakaan seperti yang dialami Air Midwest 5481 ada baiknya semua penumpang kapal terbang di Indonesia menimbang barang tentengan yang akan dibawa ke kabin. Aturan penerbangan di Indonesia berat barang tentengan ke kabin hanya 7 kg. Dengan gambaran seperti di Bandara Polonia tadi, tentulah barang tentengan penumpang lebih dari 7 kg.
Dengan laju pertumbuhan ekonomi obesitas di Indonesia juga meningkat. Apakah pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, tidak merevisi berat badan rata-rata penumpang kapal terbang?
Baik juga kalau langkah yang dilakukan Finnair yaitu menimbang berat badan calon penumpang diterapkan juga di Indonesia. Memang repot tapi demi keselamatan ratusan nyawa penumpang (dari berbagai sumber). *