Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tidak Ada Kaitannya Antara Makan Nanas dan Timun dengan Kondisi Hubungan Seksual

15 Juni 2018   21:49 Diperbarui: 16 Juni 2018   19:41 3280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jangan makan nanas dan timun, nanti suaminya tidak sayang." Inilah yang selalu disampaikan oleh orang tua, terutama ibu, kepada anak-anak perempuan. Bahkan, perempuan dewasa pun tetap dibelenggu pernyataan itu sehingga mereka juga tidak makan nanas dan timun.

Mitos

Kalimat itu benar-benar efektif memengaruhi otak bawah sadar remaja putri, karena kelak, pada waktunya, mereka akan punya suami. Ini termasuk bentuk indoktrinasi [KBBI: pemberian ajaran secara mendalam (tanpa kritik) atau penggemblengan mengenai suatu paham atau doktrin tertentu dengan melihat suatu kebenaran dari arah tertentu saja].

Dalam bahasa laki-laki makna dari 'nanti suaminya tidak sayang' adalah kondisi vagina ketika terjadi hubungan seksual yang dalam bahasa sehari-hari di kalangan lelaki disebut, maaf, becek (berair).

Mitos lain yang juga berkembang luas adalah nanas bisa jadi 'obat anti hamil' yaitu dengan menggugurkan kandungan. Yang dipakai adalah air perasan nanas muda dari jenis nanas tertentu. Tetapi, ini juga tidak benar karena kalau kandungan sudah berumur bulanan jelas mustahil.

Bahkan, dengan usia kandungan muda pun air perasan nanas tetap harus dengan bantuan tangan yaitu dengan menekan dan mendorong bagian perut.

Maka, apakah paparan hasil penelitian kualitatif  yang dilakukan oleh Girl Effect bersama Nutrition International kepada 36 remaja perempuan berumur 14-16 tahun di Jakarta pada bulan Oktober-November tahun 2017 lalu merupakan jawaban bagi remaja putri kebanyakan sehingga dapat mitos yang kadung dipercayai dapat ditafsir ulang?

Disebutkan: "Terdapat keyakinan makan terlalu banyak mentimun dapat menyebabkan keputihan, makan nanas dapat menyebabkan remaja perempuan tidak bisa hamil, makanan pedas dapat menyebabkan ibu yang menyusui menghasilkan susu yang pedas," kata Kecia Bertermann dari Girl Effect (Nanas dan mentimun sebabkan remaja putri Indonesia kurang gizi?, BBC Indonesia, 15/6-2018).

Apakah itu persis jawaban remaja, tokoh masyarakat dan para orang tua yang ditemui peneliti?

Atau penafsiran dengan eufemisme karena yang beredar luas di masyarakat adalah: nenas dan timun bisa bikin cewek, maaf, becek (ini merupakan gambaran kondisi saat terjadi hubungan seksual).

Soalnya, yang berkembang luas di masyarakat akibat makan nanas dan timun bukan keputihan atau tidak bisa hamil, tapi, lagi-lagi maaf, becek. Maka, keputihan dan tidak bisa hamil jauh sekali maknanya dengan (kondisi) becek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun