Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sumbar "Memberantas" LGBT, Mengabaikan Laki-laki Heteroseksual sebagai Penyebar HIV/AIDS

13 Januari 2018   07:47 Diperbarui: 13 Januari 2018   09:21 1543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (diolah dari: youthjamaica.com)

Kalau yang dimaksud oleh wakil gubernur sebagai 'seks menyimpang' adalah seks anal, maka pertanyaan yang sangat mendasar untuk Wagub Sumbar, Nasrul Abit: Apakah seks oral dan seks anal yang dilakukan suami, bahkan ada dengan cara-cara paksaan dan kekerasan, terhadap istri dalam ikatan pernikahan yang sah secara agama dan hukum tidak termasuk 'seks menyimpang'?

Seks anal yang dilakukan suami terhadap istri merupakan aktivitas yang sangat berisiko sebagai media penularan IMS (infeksi menular seksual, seperti kencing nanah/GO, raja singa/sifilis, virus hepatitis B, klamidia, jengger ayam, virus kanker serviks, dll.) dan HIV atau kedua-duanya sekaligus karena ada suami yang jadi pelanggan waria.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Studi di Surabaya, Jatim, menunjukkan pelanggan waria adalah laki-laki heteroseksual yang mempunyai istri. Celakanya, laki-laki heteroseks justru dianal oleh waria (istilah di komunitas waria ditempong dan waria menganal atau menempong).

Kalaupun ada risiko penularan HIV melalui seks oral dan seks anal pada gay epidemi HIV berputar di komunitas mereka. Sedangkan laki-laki heteroseksual jadi mata rantai penyebaran IMS dan HIV di masyarakat secara horizontal, terutama kepada istri bagi laki-laki yang beristri atau perempuan pasangan lain.

Dikatakan pula: Data jumlah LGBT yang tercatat di provinsi ini "ribuan" namun belum ada angka yang valid, kata Nasrul, yang menambahkan bahwa jumlah LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) "makin hari makin banyak," dan dapat meningkatkan jumlah kasus HIV.

Laki-laki Heteroseksual

Pertambahan jumlah LGBT jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan frekuensi laki-laki heteroseksual yang melakukan perilaku seksual yang berisiko tertular HIV, seperti:

(1). Sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan perempuan yang berganti-ganti di Sumbar, di luar Sumbar dan di luar negeri, dan

(2) Sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK). Dalam prakteknya PSK dikenal ada dua tipe, yaitu:

(a). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.

(b). PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun