Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengasah Otak, Merangsang Kepekaan dan Menggalang Persahabatan bersama "Akademi Menulis Danone Kompasiana"

20 November 2017   22:53 Diperbarui: 10 Agustus 2019   14:16 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Blogger bersama Prof Rindit (Foto: Dok DBA)

Ketika membaca pemberitahuan di  Kompasiana bahwa terbuka kesempatan bagi kompasianer (pemilik akun di Kompasiana yang sudah terverifikasi) untuk mengikuti pelatihan dan kunjungan (visit) ke pabrik susu "Sarihusada" dan "Aqua", keduanya di Klaten, Jawa Tengah, serta kegiatan-kegiatan yang didanai dengan CSR (Corporate Social Responsibility yaitu tanggung jawab sosial perusahaan) kedua perusahaan itu tanpa ragu-ragu saya langsung mengisi formulir yang disedikan.

"Saya dari Kompasiana, Bapak terpilih jadi salah satu dari 20 kompasianer untuk mengikuti Danone Blogger Academy." Ini telepon yang saya terima beberapa hari menjelang kegiatan. "Bapak bisa mengikuti rangkaian acara?"

Paru-paru dan Insang

Tentu saja bisa karena kegiatan itu jelas menambah pengetahuan dan wawasan terkait dengan nutrisi yang jadi tema sentral pelatihan dan visit.

Bah, ternyata cuma dua peserta laki-laki. Ya, saya dengan Agung Hanoyo yang lebih dikenal sebagai Agung Han. Dua hari kegiatan dilakukan di kantor Danone di Gedung Cyber 2, Kuningan, Jakarta Selatan, tangal 3 dan 4 November. Ada bebarapa narasumber yang memberikan materi selama dua hari itu.

Tentu saja materi yang diberikan bagaikan ngecas otak dan sebagian lagi benar-benar baru, terutama pengetahuan tentang oksigen dan air minum. "Manusia bernpas dengan paru-paru, maka oksigen dalam air yang diminum tidak bisa diserap paru-paru," kata Dr dr Inge Permadhi, MS, SpGK(K), Dokter Spesialis Gizi Klinik/ RSCM/FKUI. Ini tentu saja membuka mata betapa selama ini saya dikibuli oleh orang-orang yang menawarkan berbagai produk dengan embel-embel oksigen. Maka, air beroksigen bisa berguna kalau manusia punya insang.

Pengetahuan tentang kerugian mencuci beras sebelum dimasak juga membuka mata betapa yang saya lakukan selama ini keliru. "Kalau beras dicuci sampai bersih kandunga Vitanim B1 yang ada di besar hilang," kata Prof. Dr. Rindit Pambayun, Guru Besar Ilmu Pangan Unsri, Palembang.

Secara umum jika anak-anak berusia 2 tahun dari semua etnis dan bangsa di dunia dijejer tinggi dan berat badannya akan sama. Ini dijelaskan oleh Pungkas Bahjuri Ali, STP, MS, PhD, Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat BAPPENAS.

Tiga blogger yang pertama sampai di bandara (Dok Efa)
Tiga blogger yang pertama sampai di bandara (Dok Efa)
Kalau ada yang tidak sama apalagi jauh lebih pendek dan ringan? Nah, itu karena kurang nutrisi. Penjelasan  Dr dr Damayanti Rusli Sjarif, SpA (K), RSCM/FKUI, Ikatan Dokter Spesialis Anak Indonesia, benar-benar jadi pencerahan betapa nutrisi diperlukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sejak pembuahan sampai bayi berumur dua tahun.

Setelah memperoleh materi terkait nutrisi yang ditambah dengan pedoman penulisan, foto dan mencegah hoax, maka pada kegiatan hari ketiga (11/11) Pepih Nugraha pun memberikan masukan yang sangat berguna untu penulisan laporan setelah kunjungan. Peserta diminta menyiapkan outline tulisan.

"Saya sudah di bandara ada di depan AW." Ini bunyi status Efa Masriana Butar-butar di grup WA peserta "Danone Blogger Academy" (DBA) yang juga disebut "Akademi Menulis Danone Kompasiana".  Itu diposting Efa sekitar pukul 23.00. Maklum, pemberitahuan dari panitia menyebutkan sudah harus ada di Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta pukul 03.30 tanggal 17 November 2017. Itu artinya peserta sudah harus siap-siap ke Bandara sebelum pukul 02.00.

Takut Naik Pesawat

Saya sendiri akan berangkat pukul 02.30. Tapi, ketika terbangun pukul 00.30 saya berpapasan dengan teman yang baru tiba dari Bandara Soekarno-Hatta. "Duh, Abang harus naik bus khusus bandara karena ada jalur khusus," kata teman itu. Mengapa? "Macet bukan main."

Mendengar kata macet pikiran pun kacau-balau karena bebarapa kali saya melihat orang yang terlambat dan harus membayar sebesar ongkos. Itu saja saja dengan beli tiket baru. Saya putuskan berangkat saat itu juga. Mandi pun sekadarnya. Pukul 01.30 saya tiba di Terminal 1C. Saya cari-cari Efa tak ketemu, tapi ada satu cewek berbaring di kursi bandara. Cuma wajahnya tertutup tas yang dipeluknya.

"Eh, Amang (panggilan Batak untuk Bapak-pen.) rupanya," kata Efa ketika dia dibangunkan oleh cleaning service yang akan memindahkan kursi. Saya baru lega karena sudah ada teman. Jam-jam berikunya satu dua teman berdatangan. Pukul 05.10 boarding dan terbang pukul 04.30 dengan Batik Air menuju Yogyakarta. Ada juga peserta yang rada takut,"Saya sebenarnya takut naik pesawat," kata seorang blogger dengan terus-terang.

"Wah, Bapak dijemput penjemput istimewa,"kata Andreas, tour leader Panorama yang menghendel kegiatan visit DBA di terminal kedatangan Bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Ya, penjemput istimewa itu anak saya, Putri, yang kuliah di Yogyakarta.

Permainan di sela materi (Dok. DBA)
Permainan di sela materi (Dok. DBA)
"Rekan-rekan kita mulai rangkaian kegiatan visit dengan makan soto," kata Rio, teman Andre di Panorama Yogya. Soto itu disebut istimewa karena kuahnya bening. Selepas makan soto acara dilanjutkan ke Taman Pintar di ujung Jalan Malioboro, tempat itu dahulu dikenal sebagai shopping center. Ada pertokoan, bioskop dengan suara Dolby System, dan kios-kios koran, majalah dan buku. Bebarapa bagian di Taman Pintar ini dijalankan dengan CSR "Sarihusada" dengan kegiatan utama terkait dengan nutrusi melalui edukasi bagi anak-anak PAUD dan orang tuanya.

Sinar matahari terasa menusuk ubu-ubun di tengah hari itu. Perjalanan dilanjutkan ke pabrik susu "Sarihusada" di Klaten. Sesampainya di pabrik penyambutan pun membuat hati dingin di tengah hari itu. "Bagi yang mau salat Jumat, silakan. Yang mau makan, ya monggo," kata Bu Ana, staf "Sarihusada".

Selesai makan siang di gazebo dilanjutkan dengan presentasi tentang "Sarihusada" dan kegiatan-kegiatan yang dijalankan dengan CSR perusahaan itu.  Setelah berkeliling di pabrik, peserta DBA pun melanjutkan perjalanan ke 'Rumah Tempe' pembuatan tempe bernutrisi tidak jauh dari pabrik. Tempe "Echo Sari" diproduksi dengan cara-cara yang tepat sehingga kandungan nutrisi dan higienisnya memenuhi standar.

Semula blogger meminta Mbak Widha membagikan pembagian kamar hotel melalui grup WA, tapi saya menolak agar ketika pembagian kunci ada kejutan. Sayang, Andre yang membagian kunci di Hotel Quin Colombo Hotel, Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, tidak melakukan sesuatu yang mengejutkan. Misalnya, menyebut nama yang kemungkinan tidak pas sekamar. Agaknya, satu hal yang kurang dari kompasianer peserta DBA adalah betapa kering suasana karena kurang ada joke. Apakah karena sense of humor yang sangat rendah atau semua dalam kondisi tegang karena harus membuat laporan akhir?

Tubing

Selepas makan malam acara dilanjutkan dengan presentasi 10 blogger tentang outline renana laporan yang dikoreksi oleh Kang Pepih. Semua peserta berusaha menampilkan yang terbaik. Masing-masing dengan topik yang berbeda yang kemudian dikomentari blogger dan dikunci oleh Kang Pepih.

"Rekan-rekan besok kita berangkat ke pabrik Aqua pukul 07.00," kata Andre mengingatkan. Itu artinya pkul 05.00 sudah harus bangun dan sarapan pukul 06.00 sekaligus check-out. Perjalanan ke pabrik "Aqua" benar-benar menyenangkan karena melewati persahawan yang membuat mata redup menandang hijau tanaman padi dengan latar belakang Gunung Merapi-Merbabu. Sayang puncak gunung itu tertutup awan. Namun, pada perjalanan balik dari pabrik "Aqua" menuju Solo puncak dua gunung itu tampak jelas di sore hari.

Kali ini makan siang tidak di pabrik "Aqua" tapi di sebuah warung yang disebut sebagai "Warung Kata" (Warung Khanda Takon), Pusur, Klaten, yang menyediakan minuman dan makanan khas yang menampilkan sayur-mayur lokal. Yang paling enak tentu saja pecal, lele dan belut. Ada pula 'Teh Bunga Telang' yang berubah warna jika ditetesi jeruk. Sebelumnya blogger dibawa ke sebuah bank sampah yang memproduksi berbagai model tas dengan bahan dasar dari sampah. Ada tas tenteng, tas laptop, dll.

Kunjungan diakhiri dengan tubing (semacam arung jeram) di Sungai Tusur, Klaten. "Wah, ini benar-benar menyenagkan." Itulah komentar rekan-rekan blogger yang ikut tubing. Bagi 10 blogger itu bukan akhir karena malam hari masih harus presentasi.

"Morning call pukul 04.00 karena kita harus berangkat pukul 06.00 ke pasar Klewer," kata Roi mengingatkan rekan-rekan blogger sebelum check-in di Swissbel Hotel, Laweyan, Solo. Maklum, flight balik ke Jakarta dengan Citilink dari Bandara Adi Soemarmo Solo pukul 11.30 sehingga paling lambat pukul 10.00 sudah harus ada di Bandara.  Kali ini tujuannya Bandara Halim PK di Jakarta Timur.

Tak terasa tiga hari penjelajahan yang menambah wawasan,  pengetahuan dan pengalaman ril menjadi bagian dari perjalan hidup yang tak terlupakan. Ingat, blogger ada tugas yang menunggu yaitu laporan akhir yang kelak dari bagian dari penghargaan (graduation night) pada 16 Desember 2017.

Dan, ingat juga itu bukan akhir dari semuanya karena itu justru merupakan awal dari tanggung jawab sosial memasyarakatkan informasi kesehatan yang komprehensif agar Indonesia benar-benar siap menghadapi globalisasi dan jadi bangsa yang besar pada 100 Tahun Indonesia di tahun 2045. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun