Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penanggulangan AIDS di Indonesia 'Bak Pemadam Kebakaran'

24 Februari 2017   20:32 Diperbarui: 24 Februari 2017   20:38 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal lain yang sering dipersoalan adalah stigma (cap buruk) dan diskriminasi (perlakuan berbeda) terhadap Odha (Orang dengan HIV/AIDS). Diposisikan bahwa penanggulangan HIV/AIDS terhalang karena stigma dan diskriminasi.

Anggapan itu sempit dan tidak objektif karena stigma dan diskriminasi terjadi di hilir yaitu terhadap orang-orang yang (sudah) tertular HIV/AIDS. Lalu, penanggulangan apa yang terganggu?

Yang jelas pemerintah tidak bisa melakukan program yang konkret dalam menurunkan insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual dengan PSK karena:

Pertama, program tsb. merupakan kegiatan berupa intervensi terhadap laki-laki untuk memakai kondom setiap kali melakukan hubungan seksual dengan PSK. Hal ini tidak bisa dilakukan karena kondom ‘dilarang’ dipromosikan di Indonesia. Banyak kalangan, bahkan pakar dan tokoh, yang menyerang promosi kondom. Bahkan, ada ketua organisasi keagamaan yang menyebut Menkes Nafsiah Mboi sebagai ‘menteri cabul’ karena mendukung promosi kondom untuk pencegahan HIV/AIDS (Lihat Gambar 1).

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Kedua, intervensi tsb. hanya bisa dilakukan jika PSK dilokalisir (Lihat Gambar 2). Sejak reformasi semua daerah berlomba-lomba menutup tempat pelacuran. Bahkan, sekarang Mensos Kofifah Indar Parawansa jadi motor penggeran penutupan tempat-tempat pelacuran tanpa memikirkan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat terkait dengan penyebaran ‘penyakit kelamin’ (IMS-infeksi menular seksual yaitu kencing nanah/GO, raja singa/sifilis, virus hepatitis B, klamidia, virus kanker serviks, jengger ayam, dll.) dan HIV/AIDS.

Soalnya, dengan membubarkan dan menutup lokasi pelacuran maka praktek pelacuran dan transaksi seks terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu sehingga tidak bisa lagi dikontrol melalui regulasi.

Selama promosi kondom dan melokalisir praktek pelacaran ditolak, maka selama itu pula insiden infeksi HIV baru tidak bisa diturunkan yang pada gilirannya laki-laki yang tertular HIV jadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakata yang kelak bermuara pada ‘ledakan ADIS’. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun