Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Di Kota Payakumbuh: “Bayi Terlahir dari Orangtua Penderita HIV/AIDS”

11 Oktober 2016   16:46 Diperbarui: 11 Oktober 2016   16:55 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: www.youthjamaica.com)

(2) Laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual di luar ikatan pernikahan yang sah dengan perempuan yang berganti-ganti di Kota Payakumbuh atau di luar Kota Payakumbuh dan di luar negeri  dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, karena bisa saja salah satu di antara prempuan tsb. juga punya pasangan seks yang lain dengan perilaku seksual yang berisiko.

(3) Laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan di Kota Payakumbuh atau di luar Kota Payakumbuh dan di luar negeri, dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, seperti pekerja seks komersial (PSK) dan waria. PSK dikenal ada dua tipe, yaitu:

(a) PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.

(b) PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat plus-plus, ‘artis’, ‘spg’, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, ibu-ibu rumah tangga, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), dll.

Disebutkan lagi: Kepada pelajar, dr Nela Fatma menjelaskan, HIV/AIDS merupakan virus me­matikan di dunia. Sampai saat ini belum ada obat untuk menghilangkan virus dari penderita HIV/AIDS.

Sampai hari ini belum ada kasus kematian karena HIV atau AIDS atau HIV/AIDS. Kematian pengidap HIV/AIDS terjadi pada masa AIDS (secara statistik antara 5-15 tahun setelah tertular HIV) karena penyakit-penyakit yang muncul di masa AIDS, disebut infeksi oportunistik, seperti diare, TB, dll.

Semua virus yang masuk ke tubuh manusia tidak bisa dikeluarkan. Obat yang ada sekarang hanya bisa ‘membuat virus pingsan’. Begitu juga dengan HIV/AIDS, obat antiretroviral (ARV) merupakan obat untuk menurunkan kecepatan HIV berkembang biak di dalam darah pengidap HIV/AIDS.

Karena itu, dr Nela Fat­ma meminta kepada pelajar, generasi muda untuk meng­hindari hal-hal yang bisa memacu penyebaran virus HIV/AIDS. Seperti tidak melakukan hubungan seks sembarangan dengan gonta ganti pasangan, jarum suntik yang bergantian dan tidak untuk konsumsi narkoba.

Hubungan seksual “sembarangan dengan gonta ganti pasangan” bisa berisiko jika dilakukan dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom. Memakai narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) berisiko terjadi penularan HIV jika narkoba disuntikkan dengan kondisi jarum suntik dipakai secara bersama-sama dengan bergantian. Karena bisa saja ada di antara yang menyuntikkan narkoba mengidap HIV/AIDS sehingga ada kemungkinan darah yang menadung HIV/AIDS masuk ke dalam jarum suntik.

Satu hal yang luput dari perhatian adalah kasus HIV/AIDS pada remaja sudah ada di terminal terakhir karena mereka tidak mempunyai pasangan tetap. Sebaliknya, laki-laki dewasa, terutama suami, jika tertular HIV akan jadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat, al. melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Mungkin dr Nela Fat­ma akan menepuk dada dengan mengatakan “Di Kota Payakumbuh tidalk ada pelacuran.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun