Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kencan dengan PSK Sariawan

27 Juli 2011   09:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:20 3298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13117590511350106081

Tanya-Jawab AIDS No 15/Juli 2011

Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang saya terima melalui surat, telepon, fax, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Beberapa di antara Tanya-Jawab ini sudah pernah dimuat di koran dibeberapa kota. Yang ingin menyampaikan pertanyaan, silakan kirim pertanyaan melalui: surat ke PO Box 1244/JAT, Jakarta 13230, e-mail sw_harahap@yahoo.com dan SMS 08129092017.

Tanya. Ketika saya masih berlayar ke luar negeri, antara lain ke Cina, Jepang, Singapura dan Malaysia saya sering kencan dengan pekerja seks komersial (PSK) di negara-negara tersebut. Selamaberlayar di Indonesia saya juga suka berganta-ganti pasangan bila kepepet.Terkadang saya menggunakan kondom tetapi terkadang pula tidak, jujur kuakui, terkadang saya lupa menggunakan kondom bila sudah keenakan.

Padahal, masalah HIV/AIDS sudah saya ketahui sejak masih duduk kuliah. Ayah saya seorang dokter di Surabaya. Saya tahu bahwa dengan berganta-ganti pasangan dan tidak menggunakan kondom, saya akan mudah terinfeksi HIV. Tetapi saya perlu jelaskan bahwa selama ini saya lebih memilih kencan di tempat ‘lokalisasi resmi’ karena kesehatannya terjaga.

Yang ingin saya tanyakan: (1) Apakah ada jaminan bahwa semua PSK yang berada dalam lokalisasi resmi bebas dari HIV? Selama ini saya hanya mau kencan dengan PSK yang berada dalam lokalisasi resmi, bila daerah yang saya kunjungi tidak ada tempat lokalisasi resmi, saya memilih onani. (2) Apakah onani dengan PSK ada risikonya (kami tidak melakukan seks oral atau seks anal)? Selama ini saya tidak pernah terkena penyakit kelamin, kondisi tubuh saya tetap sehat (S, Pontianak, dimuat di Harian “Pontianak Post”, 2009).

Jawab. Perilaku Anda berisiko tinggi tertular HIV karena melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan orang-orang yang sering berganti-ganti pasangan, dalam hal ini PSK. Ada kemungkinan salah satu di antara pasanganmu yang berganti-ganti itu HIV-positif karena mereka juga kencan dengan laki-laki yang berganti-ganti. Laki-laki ini pun kencan pula dengan perempuan yang berganti-ganti. Begitu seterusnya sehingga ada kemungkinan salah satu di antara mata rantai itu HIV-positif.

Pasangan seks yang sering berganti-ganti pasangan tidak hanya PSK. Perempuan yang sering kawin-cerai pun merupakan pasangan yang berisiko karena laki-laki yang mengawini mereka juga sudah mempunyai pasangan sebelumnya. Mungkin, pasangan mereka sebelumnya pun mempunyai pasangan pula. Jadi, jangan hanya melihat PSK atau waria sebagai orang yang sering berganti-ganti pasangan karena kawin-cerai juga termasuk orang yang berganti-ganti pasangan walaupun dalam ikatan nikah. Soalnya, ada kemungkinan salah satu dari pasangan mereka HIV-positif maka ada risiko penularan HIV.

Status HIV seseorang tidak bisa permenen. Misalnya, seorang PSK di pagi hari dites HIV. Hasilnya HIV-negatif. Tapi, kalau siang hari dia melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan beberapa laki-laki yang menjadi pelanggannya maka ada risiko tertular HIV karena ada kemungkinan salah satu dari laki-laki yang mengencaninya HIV-positif. Jadi, dalam waktu hanya hitungan jam pun status HIV seseorang bisa berubah kalau dia melakukan perilaku yang berisiko tertular HIV.

Maka, tidak ada manfaat ‘kartu sehat’ yang dipegang PSK biar pun di ‘lokalisasi resmi’. Soalnya, laki-laki yang datang ke sana tidak menjalani tes HIV sebelum berkencan sehingga ada risiko penularan. Kondisinya kian runyam karena tidak ada tanda-tanda yang khas AIDS pada fisik orang-orang yang HIV-positif. Tapi, biar pun tidak ada tanda-tanda AIDSdia sudah bisa menularkan HIV kepada orang lain, al. melalui hubungan seks yang tidak memakai kondom di dalam atau di luar nikah.

Tidak ada kaitan langsung antara ‘penyakit kelamin’ (istilah yang tepat adalah infeksi menular seksual/IMS, seperti sifilis, GO, klamidia, virus hepatitis B, dll.) dengan penularan HIV karena penularan HIV tidak hanya melalui hubungan seks. Tapi, kalau seseorang tertular ‘penyakit kelamin’ maka kalau yang menularkan ‘penyakit kelamin’ itu HIV-positif maka ada kemungkinan terjadi juga penularan HIV. Lagi pula tidak ada tanda-tanda atau gejala-gejala yang khas AIDS pada diri seseorang yang tertular HIV sebelum mencapai masa AIDS (secara statistik antara 5 – 15 tahun setelah tertular HIV).

(1) Tidak ada jaminan bagi siapa saja apakah dia bebas HIV atau tidak karena status HIV seseorang tergantung dari perilakunya, terutama dalam hal seks. Orang yang sering melakukan hubungan seks tanda kondom, di dalam atau di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan seseorang yang sering berganti-ganti pasangan (PSK dan waria) maka berisiko tinggi tertular HIV. Dalam kaitan ini PSK yang di ‘lokalisasi resmi’, lokalisasi liar, di jalanan, di apartemen, di losmen, hotel melati atau di hotel mewah perilakunya tetap berisiko tinggi tertular HIV karena berkencan tanpa kondom dengan laki-laki yang silih berganti.

(2) Onani atau masturbasi bukan perilaku berisiko. Tapi, kalau yang melakukan onani orang lain, seperti PSK, ada risiko penularan HIV karena ada kemungkinan PSK tadi HIV-positif. Ketika PSK tadi membantu Anda melakukan onani sambil ciuman dengan PSK yang sedang sariawan ada risiko penularan HIV. Risiko penularan HIV juga ada jika terjadi seks oral. ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun