Hasrat seks tidak bisa diganti (substitusi) dengan kegiatan lain. Soalnya, selama ini ada anjuran dari berbagai kalangan dewasa agar remaja melakukan kegiatan yang ’positif’ untuk menyalurkan dorongan seks. Ini juga anjuran yang moralistik dengan baju kemunafikan karena secara biologis dorongan seks hanya bisa disalurkan melalui hubungan seks atau benuk-bentuk lain yang tetap terkait langsung dengan alat kelamin. Celakanya, ada wacana untuk membuat regulasi larangan masturbasi. Edan. Padahal, masturbasi merupakan penyalurah dorongan seks yang terhindar dari ’seks bebas’, IMS (infeksi menular seksual, seperti sifilis, GO, klamidia, virus hepatitis B, dll.) serta HIV.
Selama kita tetap menghujat remaja dengan kaca mata moralitas dewasa maka selama itu pula remaja tidak mempunyai jalan keluar untuk mengatasi hasrat dan dorongan seks mereka. Sementara kalangan dewasa dengan leluasa menyalurkan dorongan seksnya selain dengan isteri melalui poligami, perselingkuhan, dll. Remaja dihujat sehingga mereka tertekan karena tidak bisa menyalurkan hasrat seksnya. ***