Mohon tunggu...
Infia RahmaAdimia
Infia RahmaAdimia Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Akuntansi Unissula Semarang

baik, rajin belajar dan suka menolong

Selanjutnya

Tutup

Money

Kompetisi Dan Tantangan Pada Industri Ritel Di Indonesia

1 Juni 2019   01:00 Diperbarui: 1 Juni 2019   01:13 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diolah pribadi

Perkembangan usaha bisnis ritel baik bidang makanan,minuman maupun furnitur semakin kompleks. Banyaknya perusahaan ritel yang membuka cabang di Indonesia menjadikan pangsa pasar lokal kalah saing dengan nasional. Secara umum  bisnis  ritel  dalam kondisi sengit tidak hanya dari online tapi persaingan semakin ketat dengan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat.

PT.Hero Supermarket Tbk adalah pioneer modern retail Indonesia yang berdiri pada tahun 1971 di Jakarta dengan bisnis supermarket, hipermarkert, kesehatan dan kecantikan dan perabotan rumah tangga terkemuka di Indonesia. Tahun 2018 Hero telah  mengoperasikan empat unit bisnis : 447 toko terdiri dari 59 Giant Ekstra, 99 Giant Ekspres, 31 Hero Supermarket, 257 Guardian dan 1 IKEA.

Dampak negatif dari bisnis makanan sejak kuartal ketiga (Tahun 2017) yang turun  8% menjadi 8,34 triliun disebabkan penjualan like-for-like dan penutupan toko dengan kinerja yang lemah di segmen spermarket dan hipermarket. Untungnya bisnis non-makanan seperti Guardian dan IKEA menaikan pendapatan 13% menjadi Rp.1,62 triliun.

Guardian mendapat manfaat berkelanjutan dari program  rasionalisasi  toko  berkinerja lemah pada tahun 2016. Fokus yang lebih besar pada segmen kecantikan telah bersinergi dengan pelanggan, kategori ini telah mendorong pertumbuhan bisnis. Pada IKEA kinerja penjualan meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.  Katalog  IKEA yang fokus pada konsep ruang tamu diluncurkan dan diterima baik oleh  pelanggan.  Aktivitas bisnis online IKEA terus berkembang seiring dengan IKEA E-commerce distribution point yang dibuka di Surabaya.

PT. Hero mengejutkan publik dengan menutup 26 gerai dan PHK  terhadap  532 orang karyawan. Di karenakan kerugian operasional, munculnya berbelanja online hingga tantangan berat seperti regulasi yang harus dipenuhi melalui perizinan, mengakibatkan ekonomi biaya tinggi dan mempengaruhi profitabilitas bisnis ritel.

Pada September 2018 bisnis Giant dan Hero turun 6% dan rugi sebesar Rp163 miliar. Tahun 2018 PT.Hero telah merekrut sejumlah eksekutif baru yang berpengalaman dan memulai program perubahan memperbaiki bisnis makanan sambil mengembangkan bisnis non-makanan agar dapat meningkatkan kinerja perseroan.

Sistem Pengendalian Manajamen PT.Hero Supermarket Tbk.

Perusahaan merancang strategi yang berbeda pada tiap gerai. Pada bisnis makanan Giant meluncurkan program Harga Teman yaitu lebih 600 produk favorit pelanggan ditawarkan dengan harga murah. Pada Hero Supermarket strategi branding sebagai supermarket premium dengan mengedepankan produk dan pelayanan yang baik. Guardian pada bisnis non-makanan fokus pada ekspansi berkelanjutan, tampilan baru, produk ekslusif baru dan mengembangkan supply chain : membuka Distribution Center baru di Surabaya. Untuk  IKEA saat ini perseroan dalam proses membangun gerai kedua di Cakung Jakarta Timur.

Hero Grup melakukan kegiatan CSR yang dalam 6 bulan tahun 2018 berkontribusi aktif kepada masyarakat melalui program sosial yang disertai pelaksanaan program berdaya Indonesia sebagai bentuk kepedulian lingkungan sekitar dan sebagai sarana memperkuat kerjasama tim toko yang diikuti 189 toko Giant Ekstra, Giant Ekspres dan Hero  Supermarket.

Salah satu program CSR yang dilakukan adalah Pasar Murah Giant guna mendukung pemerintah dalam menyediakan barang kebutuhan pokok dengan harga sangat terjangkau di 9 titik yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Tangerang dan Tangerang Selatan. Dan tindakan responsif terkait bencana alam Siaga Gunung Agung Bali, banjir Pacitan, serta gempa bumi Lombok.

Kinerja keuangan pada 6 bulan tahun 2018 bisnis non-makanan Guardian dan IKEA meningkat sebesar 27% menjadi Rp 1.415 miliar, dan peningkatan efisiensi  biaya  laba bersih sebesar Rp.34 miliar. Kinerja bisnis non-makanan menunjukan hasil positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun