Mohon tunggu...
Indri Matrami
Indri Matrami Mohon Tunggu... mahasiswi Akuntansi Perpajakan Universitas Pamulang

Judes, Galak tp kl udeh kenal asyik orang nya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Akuntansi dari Dunia nyata : Pengalaman magang di Yayasan Perguruan Cikini

27 September 2025   13:08 Diperbarui: 27 September 2025   13:08 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
logo Yayasan Perguruan Cikini

Pernahkah kamu merasa penasaran, seperti apa rasanya ilmu yang selama ini dipelajari di bangku kuliah benar-benar dipraktikkan dalam dunia kerja nyata? Itulah pertanyaan yang muncul di benak saya ketika pertama kali mendapat kesempatan magang. Sebagai mahasiswa akuntansi, saya selalu bertanya-tanya apakah teori-teori yang penuh dengan angka dan konsep di kelas akan sama mudahnya saat diterapkan di lapangan. Jawabannya saya temukan ketika menjalani magang di Yayasan Perguruan Cikini.

Magang bagi mahasiswa bukan hanya sekadar kewajiban, melainkan juga kesempatan untuk melihat langsung bagaimana teori yang dipelajari di kelas bisa diterapkan dalam dunia kerja. Begitu pula dengan saya, yang mendapat kesempatan untuk melaksanakan magang sebagai accounting di Yayasan Perguruan Cikini. Pengalaman ini memberikan banyak pelajaran baru, baik secara teknis maupun secara mental, yang mungkin tidak akan saya dapatkan jika hanya belajar dari buku.

Hari-hari pertama magang cukup membuat saya gugup. Tumpukan laporan, bukti transaksi, dan catatan keuangan menjadi "sahabat baru" yang harus saya pahami. Di kampus, semua terasa lebih sederhana karena kasusnya dibuat sebagai contoh. Namun, di yayasan ini, data yang saya hadapi benar-benar nyata dan berhubungan langsung dengan kegiatan pendidikan. Hal ini membuat saya lebih berhati-hati, karena setiap angka yang ditulis bukan sekadar soal benar atau salah, tetapi berdampak pada keberlangsungan program yayasan.Salah satu pelajaran terbesar yang saya dapatkan adalah pentingnya ketelitian. Accounting bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan dengan tergesa-gesa. Sekecil apa pun kesalahan pencatatan dapat memengaruhi hasil akhir laporan keuangan. Saya belajar untuk membiasakan diri mengecek ulang pekerjaan, tidak malu bertanya ketika ragu, dan selalu berusaha tenang meskipun sedang dikejar waktu.

Selain belajar teknis, magang juga mengajarkan saya tentang arti kerja sama. Staf accounting di Yayasan Perguruan Cikini tidak hanya memberi tugas, tetapi juga bimbingan. Mereka sabar menjelaskan alur pekerjaan dan membantu ketika saya mengalami kesulitan. Suasana kerja yang hangat membuat saya merasa nyaman, seolah saya bukan hanya seorang mahasiswa magang, tetapi bagian dari tim. Dari sini saya menyadari bahwa komunikasi dan sikap saling mendukung adalah kunci penting dalam dunia kerja.

Pengalaman lain yang membuka wawasan saya adalah penggunaan sistem akuntansi berbasis komputer. Dengan adanya teknologi, pekerjaan menjadi lebih efisien, data lebih rapi, dan risiko kesalahan bisa diminimalisir. Hal ini membuat saya semakin yakin bahwa sebagai calon akuntan, saya harus siap mengikuti perkembangan teknologi agar tidak tertinggal. Dunia kerja terus berubah, dan adaptasi adalah sebuah keharusan.

Tentu saja, perjalanan magang ini tidak selalu mulus. Ada saat di mana saya merasa kewalahan, salah input data, atau bingung dengan istilah yang belum familiar. Namun, dari semua itu saya belajar bahwa kesalahan bukanlah akhir dari segalanya. Justru, kesalahan adalah guru yang mengajarkan saya untuk lebih hati-hati, lebih teliti, dan lebih bertanggung jawab di kesempatan berikutnya.

Bagi saya, yang membuat pengalaman ini begitu berkesan bukan hanya tentang angka-angka, melainkan juga tentang makna yang ada di baliknya. Di sebuah yayasan pendidikan, laporan keuangan bukan semata-mata untuk mencari keuntungan, tetapi untuk memastikan bahwa setiap rupiah digunakan dengan tepat demi mendukung kegiatan belajar-mengajar. Dari sini saya belajar bahwa akuntansi juga memiliki peran sosial yang besar.

Ketika magang ini berakhir, saya merasa membawa pulang lebih dari sekadar pengalaman kerja. Saya membawa nilai-nilai penting yang akan menjadi bekal dalam perjalanan karier saya: disiplin, kejujuran, ketekunan, dan rasa tanggung jawab. Semua itu saya pelajari bukan dari teori, melainkan dari praktik langsung di lapangan.

Magang di Yayasan Perguruan Cikini pada akhirnya menjadi salah satu fase penting dalam perjalanan akademis saya. Dari tempat ini, saya belajar akuntansi dari dunia nyata, sekaligus belajar bagaimana menjadi pribadi yang lebih matang menghadapi tantangan. Pengalaman singkat ini mungkin telah usai, tetapi pelajaran dan kenangan darinya akan terus saya bawa sebagai bekal untuk masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun