Ternyata saya menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan menuju Mataram dengan kecepatan 40-60 km/perjam. Saya berangkat pukul 14.00 WITA dari Selong dan sampai pukul 15.37 WITA di Epicentrum Mataram. Gak ada rencana sebenrnya. Setelah dinas pagi hari Selasa kemarin. Rencana awal saya ada beberapa meeting project dengan klain bisnis saya di Lombok Timur tapi karena tiba-tiba mereka cancle maka saya agak gedek si karena cancle meeeting di last minute sedangkan saya dan team udah prepare. Setelah duduk sambil menarik nafas sebentar, saya ambil hikmah aja dari masalah saya barusan. Saya membuka jadwal harian saya. Saya perhatikan dan saya ingat-ingat lagi kalau saya punya wishlist yang belum terealisasikan. Nonton Jumbo dan Hunting buku di Gramedia Mataram (lebih karena ada diskon sihhh hehe). Ah! tanpa pikir panjng setelah operan tugas dengan team yang dinas siang di RS hari itu, tanpa ragu saya langsung bergegas ke Mataram dengan perasaan yang berbunga-bunga (padahal tadi perasaannya teganggan listrik deh? haha). Benarkan... Hal yang kita anggap buruk kalau kita telaah lagi hikmahnya malah jadi sesuatu yang menyangkan. Allah SWT memamg gak pernah salah dan lebih tahu apa yang kita butuhkan dari sekedar apa yang kita inginkan.
Tapi sebelum saya masuk ke review singkat tentang file jumbo ini, saya mau cerita sedikit tentang first impression saya tentang kebersihan Epicentrum Mataram dari pintu masuk sampai dalamnya. Gak banyak-banyak kok cuma beberapa aja hal-hal yang saya rasa perlu saya bagi. Kira kira udah lama saya gak ke Epicentrum Mataram. Gerbang awal jalur masuk motor tenyata sudah pindah ke samping bangunan kantor Post jalan Sriwijaya Mataram. Dari arah pintu masuk udah bersih. Bangunan tinggi bertingkat yang merupakan parkiran mobil berdiri kokoh kurang lebih 5 lantai hanya untuk parkiran mobil saja. Mungkin karena kapasitas pengunjung epic yang menggunakan mobil makin banyak ya dari pada motor pikir saya. Saat masuk ke area parkiran motor. Area parkiran motor ternyata ada dua block, block VIP dan umum. Block VIP untuk para pengunjung yang gak mau repot berdesakan motornya di parkiran umum dan aksesnya lebih cepat masuk ke dalam epic. Tarifnya parkirnya kalau gak salah sekitar Rp 15.000 - Rp 20.000. Saya memilih ke block Umum aja, sekalian olahraga haha. Di block parkir umum juga gak kalah bagus kok cuma ya memng desak desakan dan rada susah nyari parkiran kosong karena epic sedang rame juga hari itu walaupun dihari kerja.
Saya berjalan lagi menuju pelataran epic, pintu masuk sebelum masuk kedalam hall atau bangunan epic. Gak takut lari larian atau basah saat hujan karena dari parkiran sampai ke dalam, pengunjung sudah dibuatkan kanopi. Yang gak kalah membahagiakan lagi buat saya adalah ketika melihat banyak bak sampah dari gerbang masuk. terdengar juga beberapa kali peringatan untuk membuang sampah pada tempatnya, petugas yang bolak balik membersihkan jalur masuk dari sampah. Security yang ramah dan tetap berjaga dipintu masuk dengan prosedur yang sudah mereka buat. Jalur masuk dan jalur keluar dipisah sehingga tidak terjadi kepadatan atau saling senggol. Cuma yang saya lihat sepertinya belum ramah difabel. Saya belum melihat jalur untuk pengguna kursi roda disekitaran tangga menuju dalam epic. Atau mungkin ada jalur sendiri? karena saya gak explore semua pintu masuk. Bagi kita yang muslim, tempat ibadah adalah sesuatu yang krusial apalagi didalam sebuah tempat umum yang luas seperti epic. Mereka memiliki Masjid yang bernama Masjid At Taqwa kalau gak salah di ujung lantai dua. Masjidnya besar, shaf untuk perempuan juga luas dan tentunya sejuk karena semua lini di epic Full AC. Kebersihan didalam pelataran, toko hingga food court nya terjaga kerapian dan kebersihannya jadi gak kumuh aja keliatannya.
Saya memesan tiket nonton di pukul 15.10 WITA. Bioskop sudah mulai di datangi oleh para costumer yang akan menonnton beberapa filem pilihan saat itu yang sedang tayang dang hangat=hangatnya menjadi pembicaraan publik. Diantaranya ada filem Komang, Kodrat 2, Nurma dan Jumbo. Filemnya bagus-bagus semua tapi sesuai rencana diawal, saya ingin menonton filem animasi karya anak bangsa yang berjudul JUMBO. Filem ini di disutradarai dan di buat langsung oleh kak Ryan Adriandhy yang bekerjasama dengan Visinema Animation. Emang gak kaleng-kaleng pencipta filem yang sudah sampaaai 3,000.000 lebih penonton ini, bangga ya!
Petugas perempuan yang dandanannya seperti pramugari berpakaian hitam dengan rambut diikat keatas menyambut saya dengan ramah. Ia menanyakan "mau pilih filem apa dan kursi yang mana?" sambil menunjukan saya denah studio tempat kita akan menonton lewat layar kaca yang tertanam didalam mejanya. Saya memilih kursi H8 supaya saat menonton saya tidak terlalu belakang an juga tidak terlalu depan. Harga tiket dihari itu di rate Rp 40.000 sedangkan kalau weekand bisa sampai Rp 65.000. Setelah saya membayar dengan uang tunai akhirnya saya berlari kearah mesjid yang berada di lantai dua. Saya belum sholat ashar dan sebentar lagi filem akan mulai di pukul 16.30 WITA. Saya dari Selong belum ganti baju ternyata dan gak bawa baju ganti pantas saja rada berat haha. Setelah selesai sholat, saya kembali ke studio. Ternyata filem belum mulai. Sambil menunggu filem mulai, saya memutuskan membaca buku yang belum saya buka plastik kemasannya yang berjudul ULUL AZMI 5 NABI PILIHAN untuk menemani saya sembari pintu studio 2 dibuka. Awalnya mau bersosialisai dengan para pengunjung yang lain tapi ternyata para pengunjung sedang sibuk. Ada yang sibuk dengan gedgetnya, anak-anaknya, makannnya dan dengan teamnya sendiri. Yaudah saya baca buku aja sambil sesekali mengupdate story Whatsup dan membalas pesan. Ada kerjaan yang harus saya cicil tapi saya gak bawa laptop jadi buku yang sedari kemarin saya tenteng ini adalah pilihan tepat. Nanti saya review bukunya ya hehe.
Baru lima menit menunggu, akhirnya pintu studio sudah siap untuk ditempati kembali oleh para penonton. Begitu masuk udara sdah seperti kulkas, saya sudah antisipasi dengan membawa jaket walu pakaian yang saya kenakan tebal dan panjang tapi dasar saya gak bisa kena AC agak lama, suka menggigil padahal sebenarnya gak dingin-dingin amat haha. Saya sudah menempati tempat duduk saya. Kemudian penonton yang ian bedatangan mengisi bangku bangku yang kosong sesuai tiket masing-masing. Kebanyakan penontonnya adalah orang tua dan anak-anaknya yahhh karena ini filem buat anak anak yang dikategorikan sebagai filem semua umur.Lampu studio yang awalnya terang mulai diredupkan. Pertanda kalau filem akan dimulai. Musik yang di barengi dengan saudn sistem yang tajam membuat penonton tanpa terkecuali saya menikmati filem ini.
Terdengar suara Bunga Citra Lestari diawal filem. Ia memerankan ibu Jumbo dalam filem itu. yang digambarkan dalam sebuah buku cerita. Ada lagi yang gak saya sangka perannya, Areil Noah, ia berperan sebagai ayah Jumbo. Dalam buku cerita itu Ayah dan ibu Jumbo adalah seorang kesatria yang akan meninggalkan Jumbo untuk menghadapi monster dilangit. Kemudian scine berganti kesuasana lapangan, dimana banyak anak-anak sedang bermain. Si Don yang di juluki JUMBO karena badannya yang besar oleh teman-temannya lewat sambil membawa buku cerita kesayangannya. Ia ingin sekali bermain dengan teman-temannya tapi tidak banyak teman yang ingin bermain dengannya. Jumbo memiliki teman akrab bernama Nurman yang memiliki 3 kambing lucu dan kece karena kambingya punya poni sampai meutupi mata tapi mereka bisa jalan tanpa tersandung haha  serta Mae alias Maemunah. Jumbo, Nurman dan Mae adalah contoh sahabat sejati dalam filem ini karena mereka saling menemani, melengkap dan saling support ditiap situasi. Jumbo itu anaknya memiliki karakter bersemangat, cerita dan gak pantang menyerah tapi jumbo ini kurannya idealis dan kadang mau menang sendiri. Sedangkan nurma dan Mae memiliki empati dan simpati, cerdas dan mudah bergaul juga. Ada peran yang menggemaskan di filem ini dalam tokoh anak kecil yang bernama Atta. Anak laki laki yang rambutnya seperti ijuk hitam dan menjuntai kebawah ini suka jailin si Jumbo sampai jumbo bersedih. Sebenarnya ia iri sama jumbo karena Jumbo memiliki sahabat yang selalu ada untuk nya saat susah atau senang dan kehidupan yang tidak sekeras ia dan abangnya bernama Acil. Kesamaan Jumbo, Nurman, Mae dan Atta adalah mereka sama-sama tidak memiliki orang tua.
Konflik cerita mulai muncul saat Atta mengambil buku kesayangan Jumbo yang dibuat langsung oleh Alm. ibu dan ayahnya. Jumbo bersedih dan menceritakannya pada Nurman dan Mae di markas mereka, disebuah gudang tua. Nurman kemudain memberikan trik untuk Jumbo untuk mengambil kembali bukunya dengan trik SHAP SHAP! apa itu trik SHAP, SHAP? coba nonton filemnya deh, tapi nonton filem yang original ya bukan bajakan karena itu salah satu cara kita mendukung dan menghargai sebuah karya seseorang.Â